Bola.com, Seoul - Terobosan dilakukan pengelola Liga Korea Selatan atau yang beken dengan nama K League. Sebelum kick-off musim 2019 pada Jumat (1/3/2019), pengelola K League mengumpulkan pemain asing untuk menjalani program yang bertajuk "Hello K League".
Hello K League merupakan program anyar karena baru kali ini diterapkan. Tujuan program ini adalah untuk membekali pemain asing dengan budaya Korea Selatan serta industri sepak bola di Negeri Ginseng itu.
Baca Juga
Advertisement
Pembekalan ini dilakukan di Seoul, Senin (25/2/2019), dengan dihadiri hampir 60 pemain asing dari 15 negara.
"Ini pertama kali Liga menyiapkan program semacam ini untuk pemain asing," kata Park Seong-kyun, Kepala Departemen Pendidikan K League, dikutip dari Yonhap.
"Pemain asing bagian penting dari liga ini, dan membantu mereka untuk menyesuaikan dengan liga ini dengan kebanggaan, kami memutuskan meluncurkan program ini," lanjut Park.
"Ini pertama kali Liga menyiapkan program semacam ini untuk pemain asing," kata Park Seong-kyun, Kepala Departemen Pendidikan K League.
"Pemain asing bagian penting dari liga ini, dan membantu mereka untuk menyesuaikan dengan liga ini dengan kebanggaan, kami memutuskan meluncurkan program ini," lanjut Park.
Sebagai satu di antara dosen khusus pada acara ini adalah Valreri Sarychev, mantan kiper asal Tajikistan yang pada 2000 mendapatkan kewarganegaraan Korea Selatan.
"Pertama, Anda harus belajar tradisi dan budaya Korea lebih dulu," kata Sarychev, yang punya nama Korea, Shin Eui-son.
"Adaptasi itu penting, karena sepak bola di sini berbeda. Anda juga harus tahu mentalitas Korea," imbuh Sarychev, yang tinggal di Korea Selatan sejak 1992 dan kini jadi pelatih kiper di Gimhae FC itu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
PT LIB Bisa Mencontoh
Pemain asing yang jadi peserta dalam acara ini juga mengakui program Hello K League cukup bermanfaat. Mereka juga bisa saling mengenal pemain asing dari klub lain.
"Ketika Anda datang ke klub baru, sudah ada pemain asing di sana dan Anda selalu meminta informasi dari mereka," ujar Jiloan Hamad, winger asal Swedia yang musim ini gabung Incheon United.
"Saya pikir cukup bagus mengikuti event semacam ini karena jika saya punya pertanyaan, saya akan mendapat jawaban dan tahu lebih banyak perihal liga," imbuhnya.
Acara ini terbuka untuk semua pemain asing di K League, bahkan mereka yang musim sebelumnya sudah bermain di Korea Selatan, diizinkan pula mengikuti acara ini.
Di sisi lain, K League mengizinkan setiap klub peserta K League 1 (kasta tertinggi) memiliki empat pemain asing, tetapi satu dari empat pemain itu harus berasal dari negara anggota AFC.
Melihat manfaat yang bisa diperoleh, PT Liga Indonesia Baru selaku operator kompetisi profesional di Indonesia mungkin bisa mencontoh dan membuat program semacam ini. Pasalnya, Liga di Tanah Air juga diramaikan dengan kehadiran pemain asing.
Semisal musim ini, beberapa klub mendatangkan pemain asing yang baru kali pertama berkiprah di Indonesia. Sebagai bangsa besar dengan berbagai macam tradisi dan budaya, ada baiknya mereka mendapatkan arahan sebelum terjun membela klub masing-masing.
Sumber: Yonhap
Advertisement