Sukses


Selalu Gagal di Level Senior, Timnas Indonesia Junior Perlahan Jadi Raja Asia Tenggara

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia seperti kesulitan jadi yang terbaik di level persaingan level senior. Di ajang Piala AFF, Tim Merah-Putih jadi spesialis runner-up (lima kali), tak pernah mengangkat trofi kampiun.

Terakhir di level senior, Timnas Indonesia jadi jawara di SEA Games 1991. Selepas itu publik sepak bola Tanah Air sering dibuat kecewa karena Tim Garuda selalu gagal di final. Terakhir, di Piala AFF 2016, saat Timnas Indonesia digasak Thailand dengan agregat 2-3.

Namun, hal itu berbanding terbalik di level junior. Beberapa tahun terakhir Timnas Indonesia di berbagai level usia kerap jadi jawara di level persaingan Asia Tenggara.

Paling jelek di lima tahun terakhir Timnas Indonesia junior di level U-16, U-18, U-19, hingga U-23 kalah di semifinal.

Jejak sukses Tim Merah-Putih dimulai saat Timnas Indonesia U-19 jadi juara Piala AFF U-19 2013 yang dihelat di Sidoarjo.

Indonesia menjuarai Piala AFF U-19 setelah pada babak final memenangi adu penalti atas Vietnam di Gelora Delta Sidoarjo, Minggu (22/9/2013). Adu penalti dilakukan setelah skor imbang 0-0 tak berubah hingga akhir babak tambahan.

Timnas Indonesia U-19 saat itu dinakhodai oleh Indra Sjafri. Publik sepak bola nasional mendadak jatuh cinta ke tim muda, karena mulai frustrasi sering melihat Timnas Senior gagal berjaya di berbagai event internasional.

Indra dengan deretan pemain belia berbakat macam Evan Dimas, Ilham Udin Arymain, Zulfiandi, Putu Gede, menciptakan euforia.

Sukses Timnas Indonesia di level junior tak berhenti sampai di situ. Lima tahun berselang, giliran Fakhry Husaini dengan Timnas Indonesia U-16 jadi juara Piala AFF U-16 2013. Sukses ini terjadi di Sidoarjo.

Timnas U-16 keluar sebagai juara Piala AFF U-16 2018 setelah mengalahkan Thailand lewat babak adu penalti dengan skor 4-3, Sabtu (11/8/2018) malam.

Pada laga yang berlangsung di Stadion Gelora Delta ini, kedua tim bermain imbang 1-1 pada waktu normal. Indonesia unggul terlebih dahulu lewat Fajar Faturachman pada menit ke-32.

Namun, Thailand berhasil menyamakan kedudukan di babak kedua lewat Apidet Janngam pada menit ke-71. Alhasil laga harus berlanjut ke babak adu penalti.

Kiper Indonesia, Ernando Ari Sutaryadi berhasil menepis dua tendangan pemain Thailand. Sementara keempat algojo Indonesia mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Indonesia berhasil menang dengan skor 4-3. Ini adalah gelar pertama Indonesia di kompetisi ini sejak pertama kali digelar pada tahun 2002.

 

Nikmati sajian liputan khusus Piala AFF U-22 2019 dari Kamboja di situs Bola.com dengan mengklik tautan ini.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Indra Sjafri Kembali Jadi yang Terbaik

Indra Sjafri kembali menegaskan dominasi Indonesia level persaingan pembinaan usia dini ASEAN. Naik kelas menukangi Timnas Indonesia U-22, tim asuhannya menjadi Raja Piala AFF U-22 2019 yang dihelat di Kamboja.

Timnas Indonesia U-22 sempat tertinggal 0-1 pada menit ke-57. Kapten Thailand, Saringkan Promsupa, berhasil mencetak gol dengan tandukan setelah menerima umpan tendangan bebas dari rekan setimnya.

Namun, keunggulan tersebut tak bertahan lama. Timnas Indonesia U-22 berhasil membalas lewat gol yang dicetak Sani Rizki Fauzi pada menit ke-58.

Mendapat umpan dari Gian Zola, tembakan dilepas Sani Rizki dan membentur tubuh bek Thailand, Marco Ballini. Bola berubah arah dan gagal dihalau oleh kiper Thailand, Korraphat Nareechan.

Timnas Indonesia U-22 berhasil berbalik unggul pada menit ke-63. Seperti halnya gol yang dicetak Thailand, Tim Garuda Muda berhasil mencetak gol lewat tandukan Osvaldo Haay setelah menerima umpan tendangan bebas Luthfi Kamal Baharsyah.

Langkah Timnas Indonesia U-22 menunju final Piala AFF U-22 2019 tak mulus. Terutama saat melakoni tiga laga penyisihan Grup B.

Pada laga pertama penyisihan Grup B, Tim Garuda Muda ditahan 1-1 oleh Myanmar. Ketika itu lawan lebih dulu menjebol gawang Indonesia, sebelum akhirnya Rachmat Irianto mencetak gol pada menit ke-38 dan membawa Indonesia meraih poin satu.

Dari segi hasil, Timnas Indonesia U-22 masih belum ada peningkatan saat melakoni laga kedua di Grup B (20/2/2019). Berjumpa musuh bebuyutan, Malaysia, Tim Merah-Putih kembali meraih skor imbang, kali ini 2-2.

Timnas Indonesia U-22 sempat unggul dua kali, lewat Marinus Wanewar menit ke-52 dan Witan Sulaeman menit ke-77, namun dua kali pula gawang Indonesia jebol, hingga akhirnya Indonesia terpaksa berbagi poin lagi dengan lawan. 

Pada laga terakhir Grup B, partai terakhir, yang sekaligus jadi penentu kelolosan ke semifinal, Timnas Indonesia U-22 dengan gagah berani menantang tuan rumah, Kamboja (22/2/2019).

Meski sudah memastikan lolos ke semifinal sebagai juara grup sejak laga kedua berkat kemenangan beruntun, Kamboja tetap merepotkan Indonesia. Namun, tekad tak mau angkat koper dan mengharumkan nama bangsa, menyelimuti setiap pemain Tim Garuda.

Marinus Wanewar jadi sorotan dalam laga ini menyusul brace yang dicetaknya pada menit ke-19 dan ke-83. Indonesia akhirnya menyudahi perlawanan Kamboja dengan skor 2-0.

Indonesia memastikan tempat di semifinal dengan koleksi poin lima dan jadi runner-up Grup B, menantang Vietnam yang berstatus juara Grup A.

Grafik Timnas Indonesia U-22 kian menanjak. Di semifinal, Bagas Adi cs. merontokkan Vietnam, satu di antara kandidat juara turnamen ini.

Vietnam ke semifinal sebagai juara Grup A, namun Timnas Indonesia U-22 tak gentar. Tim Merah-Putih tampil cukup apik untuk menahan setiap gempuran lawan.

Bahkan, mampu menjebol gawang Vietnam lewat tendangan bebas cantik yang dieksekusi Luthfi Kamal pada menit ke-69. Itulah satu-satunya gol yang tercipta, dan Indonesia pun ke final.

Video Populer

Foto Populer