Bola.com, Surabaya - Nama Indra Sjafri tak lagi asing bagi pencinta sepak bola Indonesia. Pelatih kelahiran Lubuk Nyiur, Batang Kapas, Pesisir Selatan, Sumatra Barat, itu pernah membawa Timnas Indonesia U-19 menjuarai Piala AFF U-19 2013 di Sidoarjo. Berkat prestasi itu dan juga metodenya dalam mencari pemain muda, nama Indra Sjafri melambung.
Indra Sjafri mempersembahkan gelar baru. Pelatih yang lahir pada 2 Februari 1963 itu mengantarkan Timnas Indonesia U-22 menjuarai Piala AFF U-22 2019. Dua trofi turnamen antarnegara Asia Tenggara itu membawa namanya makin dikenal publik secara meluas.
Advertisement
Kesuksesan Indra sebagai pelatih itu beberapa kalangan penasaran, bagaimana nasibnya saat menjadi pemain? Indra termasuk pelatih yang punya karier tidak istimewa saat bermain.
Sebagai putra Sumatra Barat, Indra mengawali kariernya sebagai pemain PSP Padang Junior. Dari situlah, pria yang kini berusia 56 tahun itu justru mendapat pekerjaan tetap di PT Pos Indonesia.
Tepatnya pada 1985, Indra beserta 14 temannya di PSP Padang Junior mengikuti seleksi itu sebagai karyawan Kantor Pos. Dari 15 orang yang mengikuti seleksi, hanya Indra termasuk satu dari dua pemain yang diterima kerja di PT Pos Indonesia.
"Saya berkarier (di Kantor Pos) pada tahun 1985. Waktu itu pemain sepak bola dihargai bukan dengan kontrak seperti sekarang. Tapi, ada penghargaan dengan memberikan pekerjaan pada pemain. Dari 1985-2007, prestasi puncak Kepala Kantor Distribusi PT Pos Indonesia di Padang. Saya minta pensiun tahun 2007," kata Indra.
Setelah itu, Indra kembali ke sepak bola, kali ini sebagai pelatih. Pada tahun yang sama, Indra ditunjuk menjadi instruktur pelatih di lingkungan PSSI. Hanya butuh dua tahun baginya untuk terus mengasah kemampuan dalam hal mencari bakat pemain muda.
"Saya pernah menjadi Kepala Kantor Pos di Padang. Anak sulung saya, Aryandra Andaru, lebih bangga memperkenalkan saya kepada teman-temannya sebagai pelatih timnas ketimbang Kepala Kantor Pos," imbuhnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Hebat Berkat Blusukan
Indra memulai karier sebagai pelatih dengan melakukan gebrakan. Sebelum menjadi pelatih Timnas Indonesia U-19, dia memutuskan blusukan mencari bakat hebat di seluruh Tanah Air. Hasilnya, pemain yang menghuni Timnas Indonesia U-19 pada 2013 berasal dari berbagai daerah.
Muncul nama Yabes Roni Malaifani yang berasal dari Alor, NTT. Daerah itu selama ini tidak terlalu dikenal sebagai penghasil pesepak bola andal. Sisanya adalah nama-nama dari Jawa, Sumatra, Maluku, Sulawesi, dan lainnya. Sebut saja ada Hansamu Yama, Evan Dimas, Maldini Pali, dan Ilham Udin.
"Saat masuk ke tim Pra Pon Sumatra Barat di tahun 1985, saya melihat banyak talenta-talenta muda Indonesia yang tak dipantau PSSI. Tidak ada pemandu bakat dari PSSI maupun pelatih Timnas yang memantau. Ribuan bahkan jutaan anak negeri mungkin kecewa, jika bakatnya tidak terpantau," tutur Indra menjelaskan alasannya melakukan blusukan.
Sejak berhasil menjuarai Piala AFF U-19 2013, kariernya sebagai pelatih naik turun. Dia sempat dilepas PSSI karena gagal membawa Timnas Indonesia U-19 meraih empat besar Piala AFC U-19 2014.
Indra kemudian memutuskan untuk menerima tawaran Bali United yang akan tampil di ISC 2016. Hasilnya kurang apik. Hanya finis di peringkat ke-12 klasemen akhir. Tetapi, Indra sudah mendapat kontrak jangka panjang di klub berjulukan Serdadu Tridatu itu.
Indra kemudian memutuskan untuk menerima tawaran Bali United yang akan tampil di ISC 2016. Hasilnya kurang apik. Hanya finis di peringkat ke-12 klasemen akhir. Tetapi, Indra sudah mendapat kontrak jangka panjang di klub berjulukan Serdadu Tridatu itu.
Memasuki 2017, saat PSSI dipimpin Edy Rahmayadi, Indra mendapat mandat kembali menukangi Timnas Indonesia U-19. Kali ini, targetnya juara Piala AFF U-19 2017 di Kamboja. Namun, mereka hanya berhasil keluar sebagai peraih tempat ketiga.
Advertisement
Tantangan dan Prestasi Baru Menanti
Memasuki 2017, saat PSSI dipimpin Edy Rahmayadi, Indra mendapat mandat kembali menukangi Timnas Indonesia U-19. Kali ini, targetnya juara Piala AFF U-19 2017 di Kamboja. Namun, mereka hanya berhasil keluar sebagai peraih tempat ketiga.
Meski demikian, Indra kembali melanjutkan kiprah dengan menghasilkan pemain berkualitas. Yang paling menonjol tentu saja Egy Maulana Vikri, yang kini berkarier di Polandia bersama Lechia Gdansk. Lalu ada Firza Andika yang dikontrak klub Belgia, AFC Tubize.
Pada akhir 2017, Indra sempat dilengserkan dari jabatan sebagai pelatih Timnas Indonesia U-19. Bima Sakti yang ditunjuk sebagai pengganti, kurang memberikan keyakinan bakal melebihi prestasi Indra. Alhasil, Indra kembali dipanggil untuk menempati jabatan lamanya.
Targetnya tentu memulangkan trofi Piala AFF U-19 2018. Kebetulan, Indonesia menjadi tuan rumah dengan venue pertandingan di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo. Hanya, lagi-lagi gagal dan kembali meraih tempat ketiga.
Indra lalu mendapat jabatan baru di akhir tahun 2018. Dia terpilih untuk menukangi Timnas Indonesia U-22. Kebetulan, ada turnamen yang kembali dihidupkan, yaitu Piala AFF U-22, setelah terakhir digelar pada 2005. Hasilnya, Indra mampu membukukan catatan baru dan menjadi kampiun.
Indra masih akan dihadapkan pada kualifikasi Piala AFC U-23 yang digelar di Vietnam pada akhir Maret 2019. Belum lagi akan ada SEA Games 2019 pada November-Desember. Tantangan sudah menantinya, namun begitu juga dengan peluang menorehkan prestasi lagi.