Bola.com, Malang - Timnas Indonesia U-22 masih dalam euforia keberhasilan jadi juara Piala AFF U-22 2019 yang digelar di Kamboja. Setelah menekuk Thailand di partai final 2-1, kini mereka tengah merayakannya di Tanah Air.
Ucapan selama pun berdatangan dari penjuru negeri. Tak terkecuali pelatih Arema, Milomir Seslija. Dia tak kaget dengan keberhasilan Timnas Indonesia U-22. Milo sudah mengetahui kekuatan tim besutan Indra Sjafri itu ketika menjalani uji coba di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang (10/2/2019).
Advertisement
"Mereka tim dengan materi pemain muda potensial. Ke depan, pemain itu bisa membuat kompetisi lebih baik," jelas pelatih asal Bosnia itu.
Dalam 23 pemain yang dibawa Timnas Indonesia U-22 untuk Piala AFF U-22, 2019 Arema menyumbangkan satu pemain, yakni Hanif Sjahbandi. Namun, dia tidak bermain laga partai puncak. Meski demikian, Milo memberikan pujian tersendiri karena Hanif sudah jadi bagian tim untuk meraih juara.
"Di final dia memang tidak main. Tapi, saya amati waktu semifinal, Hanif dapat kesempatan main. Dalam sepak bola, itu biasa karena setiap tim punya strategi. Jadi, pemain dalam kesempatan atau tidak, itu wajar dan tergantung dari skema seperti apa yang dijalankan," tuturnya.
Hanif memang bukan pilihan utama di Timnas Indonesia U-22 di ajang ini. Pelatih Indra Sjafri mempercayakan lini tengah kepada pemain bertipikal penjelajah, seperti Luthfi Kamal, Sani Rizky, dan Gian Zola. Andaikan ketiga pemain itu diganti, prioritasnya masih jatuh pada Rafi Syaharil.
Tetapi, hal itu tidak membuat Milo memandang kualitas Hanif kalah bersaing. Pemain kelahiran Bandung itu masih punya kelebihan, seperti tangguh dalam duel dan akurasi umpan bagus.
Saat nanti kembali ke klub, Hanif sudah masuk kerangka tim Singo Edan karena Milo mengaku punya opsi lebih banyak di sektor tengah dengan kehadirannya. Dia juga melihat jam terbang Hanif akan lebih banyak setelah kembali dari Timnas Indonesia U-22.
Musim lalu Hanif merupakan pemain inti di Arema. Namun, jelang kompetisi berakhir, dia cedera patah tulang tangan sehingga dia harus meninggalkan Singo Edan lebih awal untuk proses pemulihan cedera.