Jakarta - Wakil Ketua Satgas Antimafia Bola, Brigjen Pol Krishna Murti, belakangan aktif menyoroti hal-hal yang terjadi sepak bola Indonesia di media sosial pribadinya. Sayang, niat baiknya memberi kritik yang membangun terkadang justru disalah artikan oleh netizen khususnya dari kalangan suporter.
Setelah sebelumnya kena protes suporter Arema FC gara-gara memposting di Instagram foto mereka terlibat kerusuhan turun ke lapangan, Krishna Murti jadi korban bully Bobotoh Persib dengan kasus yang hampir sama.
Advertisement
Krishna merasa terusik dengan chant atau nyanyian berbau rasis yang dinyanyikan bobotoh saat Persib Bandung melawan Persebaya di penyisihan grup Piala Presiden 2019 yang disiarkan di Indosiar.
Dia pun lalu mengungkapkan pendapat pribadinya lewat postingan di akun instagram pribadi miliknya.Kali ini, dia memposting chat suporter Persib bernada rasis. Dalam postingan tersebut, Krishna Murti memuat video yel-yel bernada rasis yang dilakukan suporter Maung Bandung. Sembari melontarkan komentar:
"Nyanyian yang tidak pantas.. Supporter sprt ini yg bikin sepakbola Indonesia gak maju2. Kalah ya kalah aja gak usah rusuh," tulis mantan Direktur Kriminal Polda Metro Jaya ini dalam caption foto tersebut.
Dia meminta suporter lebih dewasa dalam menyingkapi hasil akhir pertandingan. Dia meminta kepada PSSI agar menghukum suporter rasis yang tidak bisa menjaga ketertiban di dalam dan di luar stadion.
"PSSI harus kasih hukuman ke tim dan supporter kalau tidak bisa menjaga suasana kondusif di Stadion, termasuk chant rasis," tulisnya lagi.
Apesnya bukan mendapat dukungan positif, Krishna Murti justru jadi bulan-bulanan. Kolom komentar di Instagram pribadinya banjir hujatan.
Krishna Murti belakangan mengumumkan melalui akun bakal memblokir setiap komentar sepak bola di Instagram pribadi. Di keterangan akun tertulis: yang nge tag sepak bola saya bclok.
Sebelumnya, Krishna Murti juga mengklarifikasi soal postingan keributan suporter antara Aremania dan bobotoh. Dia mengatakan tak bermaksud untuk menyudutkan klub manapun karena niat utamanya ingin membuat suporter lebih dewasa.
"Saya tidak bermaksud menyudutkan tim tertentu. Saya hanya ingin menunjukkan bahwa kerusuhan sepak bola jangan terjadi lagi di Indonesia. Kebetulan foto dari tim tersebut (Arema), " tulis Krishna Murti melalui akun Instgram.