Bola.com, Malang - Skuat Arema FC masih merasakan tekanan dari Aremania. Kekalahan 0-1 dari Persela Lamongan pada matchday kedua Grup E Piala Presiden 2019 jadi penyebabnya.
Situasi itu membuat peluang Arema untuk lolos ke fase selanjutnya harus ditentukan dengan kemenangan telak pada laga terakhir versus Persita Tangerang, Rabu (13/3/2019).
Striker Arema, Ahmad Nur Hardianto mengakui jika tekanan saat ini lebih besar. Meski ini bukan kali pertama, pemain asal Lamongan itu berusaha keras untuk bisa tampilĀ maksimalĀ ketika dapat kesempatan bermain.
Advertisement
Baca Juga
āSetiap kali dapat kesempatan bermain, saya coba menikmati pertandingannya saja,ā kata jebolan timnas Indonesia U-23 ini.
Hardianto mengaku di Arema lebih berat ketimbang di klub sebelumnya, Persela. Di Arema, suporter sering mengkritik langsung didalam stadion dan berlanjut di media sosial.
āSebenarnya saat saya masih bermain di Persela, sudah ada tekanan dari suporter. Wajar memang setiap pendukung pasti ingin timnya selalu menang. Tapi di Arema lebih besar tekanannya dari Persela,ā jelasnya.
Pada dua pertandingan di Grup E Piala Presiden 2019, Hardianto selalu bermain sebagai pengganti, yakni saat Arema tertinggal dan Aremania sudah menyanyikan lagu kritikan untuk tim sendiri.
Saat melawan Barito Putera, dia mencetak satu gol dan ikut membuat Arema menang 3-2. Namun saat melawan Persela, dia memang membuat serangan lebih tajam. Sayangnya tidak ada gol yang lahir dan Arema menelan kekalahan.
āSemoga melawan Persita bisa memetik kemenangan. Saya juga berusaha untuk mengubah peluang menjadi gol,ā imbuhnya.
Dalam persiapan ini, Hardianto sempat dijajal sebagai striker inti karena penyerang asing Arema, Robert Lima Guimaraes sedang dalam performa menurun setelah cedera otot paha.