Bola.com, Jakarta - Jawaban dari pencarian Persija Jakarta akan figur gelandang serang asing andal terjawab dalam diri Bruno Oliveira de Matos. Baru bergabung pada musim 2019, kontribusi pemain asal Brasil itu terbilang signifikan.
Selama bertahun-tahun, Persija paceklik gelandang serang impor mumpuni. Robertino Pugliara jadi playmaker terakhir Persija yang kualitasnya tergolong lumayan. Namun, pria asal Argentina itu meninggalkan tim ibu kota pada 2014.
Advertisement
Baca Juga
Pada tahun itu, Persija kerap memaksakan Rohit Chand berperan sebagai playmaker, alih-alih bertugas di posisi aslinya, gelandang bertahan box-to-box. Pada 2015, tim berjuluk Macan Kemayoran itu punya Stefano Lilipaly, yang berstatus pemain naturalisasi. Sayang, kompetisi pada musim itu dihentikan akibat sanksi FIFA kepada PSSI.
Bahkan, Persija pernah tidak punya playmaker asing pada 2016. Mengarungi kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) A, Macan Kemayoran mendatangkan Hong Soon-hak, gelandang asal Korea Selatan, yang cenderung bertahan. Begitu pula pada 2017 hingga paruh musim 2018. Tim ibu kota tanpa gelandang serang impor, sebelum Renan Silva datang.
Kualitas Renan Silva pun tak bagus-bagus amat. Kemampuannya oke, tetapi, kebugarannya ambruk. Pemain asal Brasil itu jarang bermain selama 90 menit.
Enggan memperpanjang kontrak Renan, Persija menjatuhkan pilihan kepada Bruno Matos, kompatriot Renan sesama Brasil. Gelandang berusia 28 tahun itu bermodalkan statistik bagus bersama tim sebelumnya, PKNS, di Liga Super Malaysia. Dari delapan pertandingan, ia membukukan tujuh gol.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Playmaker Produktif
Kehadiran Matos diharapkan dapat membantu Marko Simic sebagai juru gedor Persija. Di tengah perjalanannya, Simic tersandung kasus pelecehan seksual di Australia. Produktivitas Persija terancam akibat peristiwa itu. Kendati demikian, penampilan Matos melebihi ekspektasi.
Tanpa Simic, Matos berubah menjadi tulang punggung Persija untuk urusan mencetak gol. Walaupun posisinya bukan striker, mantan pemain Palmeiras itu mampu mengoleksi sembilan gol dan empat assists dari sembilan penampilan.
Sembilan gol Matos dibuat di Piala Indonesia (3), Piala AFC (2), dan Piala Presiden (4). Catatan itu terbilang mengesankan mengingat diciptakannya ketika kompetisi resmi belum dimulai.
Koleksi empat golnya di Piala Presiden mengantar Matos bersanding dengan penyerang Bali United, Melvin Platje, sebagai top scorer turnamen pramusim itu.
Teraktual, Matos memborong dua gol Persija atas PSS Sleman pada partai terakhir Grup D Piala Presiden. Kemenangan itu turut mengantar Macan Kemayoran melaju ke babak delapan besar dengan status juara grup.
Advertisement
Kejelian Ivan Kolev
Ketika kehilangan Simic, hasil putar otak pelatih Ivan Kolev adalah mengandalkan Heri Susanto dan Silvio Escobar sebagai penyerang tengah. Pasalnya, kondisi dua striker lainnya yaitu Rishadi Fauzi dan Bambang Pamungkas sempat kurang fit.
Ketika Heri, yang aslinya seorang gelandang sayap, dan Escobar mandul, Kolev bereksperimen dengan mendorong Matos sebagai false nine. Perjudian arsitek asal Bulgaria itu ampuh. Insting ketajaman Matos jauh melebihi tugasnya sebagai playmaker yang lazimnya memberikan pelayanan maksimal ke lini depan.