Mengenal Karakter Sepak Bola Surabaya Lewat MILO Football Championship 2019

Bola.com, Surabaya - Ponaryo Astaman merasa sangat terkesan dengan penyelenggaraan Milo Football Championship 2019 di Lapangan Kodam V/Brawijaya, Minggu (24/3/2019). Pria yang menjadi instruktur acara ini tersebut menilai anak-anak Surabaya memiliki karakter yang berbeda dibanding kota lain. 

Surabaya menjadi satu dari lima kota yang ditunjuk sebagai penyelenggaraan kejuaraan sepak bola U-12 pada Milo Football Champions 2019. Setelah sempat ke Jakarta, Medan, dan Bandung, Ponaryo melihat perbedaan mencolok dalam gaya permainan anak-anak Surabaya. 

“Karakteristik pemain Surabaya itu ngeyel di lapangan. Tidak peduli pemain postur besar atau kecil, bahkan cowok atau cewek, juga bermain ngeyel dan menunjukkan semangat dalam pertandingan. Ini menunjukkan karakteristik secara umum adik-adik peserta di Surabaya,” kata Ponaryo. 

Milo Football Championship 2019 merupakan kejuaraan yang menjadi wadah bagi anak-anak di bawah usia 12 tahun atau usia SD untuk unjuk kemampuan. Beberapa tim SD akan berjuang ke final untuk menjadi juara.

Selain itu, tim instruktur juga akan memilih sebanyak 16 pemain dari lima kota untuk mengikuti Milo Camp. Dari jumlah itu, delapan di antaranya akan ikut ke China dan menjalani beberapa agenda, termasuk Milo Champions Cup. 

“Kemampuan anak-anak Surabaya ini membuat kami kesulitan menentukan pemain yang akan lolos. Semuanya bermain ngeyel. Kita semua tahu Jawa Timur adalah salah satu barometer sepak bola nasional,” imbuh mantan kapten Timnas Indonesia itu. 

Dalam membimbing anak-anak itu, Ponaryo tidak akan terlalu memaksakan dalam memberikan arahan. Dia akan berpedoman pada kurikulum PSSI soal grassroot atau sepak bola di bawah usia 12 tahun.

“Dalam grassroot tidak ada posisi paten di lapangan. Pada usia ini akan masih pada level belajar. Dalam filanesia, biasanya menggunakan formasi diamond. Semua pemain diajarkan untuk bisa bermain di semua posisi,” ucap pria yang akrab disapa Popon itu.