Bola.com, Jakarta - Tidak ada kata terlambat untuk Greg Nwokolo. Di usianya yang telah menginjak 33 tahun, Greg kembali mendapatkan kesempatan membela Timnas Indonesia. Adalah Simon McMenemy, pelatih anyar Skuat Garuda, yang berjasa membawanya masuk ke dalam kumpulan pemain terbaik di nusantara.
Lima tahun silam adalah cap terakhir Greg Nwokolo berbaju Timnas Indonesia. Ketika itu, Skuat Garuda menyambangi Eropa untuk menantang tuan rumah Andorra, 26 Maret 2014. Greg bermain sejak awal. Sebagai penyerang tengah, pemain kelahiran Nigeria ini diapit oleh Zulham Zamrun dan Bayu Gatra di sisi sayap.
Advertisement
Baca Juga
Hanya bermain selama 27 menit, Greg ditarik keluar oleh pelatih Timnas Indonesia saat itu, Alfres Riedl. Posisinya digantikan oleh Tantan Dzalikha.
Tanpa Greg, Skuat Garuda masih mampu menang. Penalti Raphael Maitimo membuat Timnas Indonesia kembali ke Tanah Air dengan dada membusung.
Semenjak saat itu, keringat Greg tidak pernah lagi membasahi seragam Timnas Indonesia bertahun-tahun lamanya. Padahal salah satu alasan dirinya berganti paspor dari Nigeria ke Indonesia adalah untuk mengejar mimpinya membela timnas.
"Bermain buat timnas merupakan mimpi semua pesepak bola. Saya cinta Indonesia, makanya saya berganti kewarganegaraan, dengan harapan bisa berkontribusi buat sepak bola negara ini dengan membela Timnas Indonesia. Sayang, keberuntungan belum berpihak kepada saya," curhat sang striker dalam suatu kesempatan beberapa tahun silam.
Setahun berselang. Sanksi FIFA untuk PSSI membuka jalan Greg cabut dari Tanah Air. Dari Persija Jakarta, Greg pindah ke Police Tero yang waktu itu masih berkompetisi di kasta teratas Liga Thailand.
Di musim 2015, mantan pemain Persijatim Solo FC ini hanya membukukan lima gol dari 16 pertandingan.
Cedera yang membalutnya pada 2016 mengantar Greg pulang ke Tanah Air. Kebetulan, di akhir tahun itu pula, Timnas Indonesia akan berkancah di Piala AFF. Maka dari itu, peluang Greg untuk kembali ke Skuat Garuda terbuka lebar.
Greg bergabung dengan Persipura Jayapura di tengah musim Indonesia Soccer Championship (ISC) A. Kontraknya bersama tim berjulukan Mutiara Hitam itu berakhir prematur. Hanya beberapa hari berbaju Persipura, Greg lalu kembali ke pelukan klub yang membesarkan namanya, Persija.
Penampilan Greg Nwokolo bersama Persija cenderung biasa saja. Performanya yang jauh dari kata mewah membuat pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2016, Alfred Riedl, enggan untuk meliriknya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Hidup Kembali di Madura United
Usia Greg telah memasuki 31 tahun ketika menandatangani kontrak bersama Madura United pada 2017 lalu. Di tahun itu pula, Timnas Indonesia fokus dengan kelompok usia U-23 yang dikendalikan pelatih berpengalaman asal Spanyol, Luis Milla Aspas.
Sepanjang tahun itu, Timnas Indonesia beberapa kali melakoni pertandingan uji coba. Tapi, Milla lebih srek dengan materi pemain muda. Memang, terdapat 2-3 sosok senior yang terselip. Tapi, figur Greg tidak menarik untuk dilirik. Padahal, di tahun itu, Greg mampu mengakhiri musim dengan koleksi 15 gol.
Musim 2017 kembali dilewati Greg dengan menonton aksi Timnas Indonesia di layar kaca.
Setahun kemudian, keadannya masih serupa. Bima Sakti Tukiman, asisten Milla, dipromosikan menjadi pelatih kepala Timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Bisa ditebak, kualitas Greg tidak diminati untuk turnamen dwitahunan tersebut.
Timnas Indonesia lalu gagal total di Piala AFF 2018. Kontrak Bima tidak diperpanjang. Simon McMenemy, yang notabene pelatih kampiun Liga 1 2017 bersama Bhayangkara FC, datang membawa harapan.
Advertisement
Jawab Kepercayaan McMenemy
Pengumuman 27 pemain Timnas Indonesia, yang belakangan bertambah menjadi 28, untuk pemusatan latihan di Australia dan Bali pada 9-20 Maret dilanjutkan uji coba melawan Myanmar, lima hari kemudian, diiringi dengan kejutan dari McMenemy. Arsitek asal Skotlandia itu merombak total susunan pemain. Timnas Indonesia kini benar-benar berwarna. Dari pemain muda hingga veteran pun ada.
McMenemy masih percaya dengan performa Greg dengan mengesampingkan usianya dan statistiknya di musim lalu. Padahal, pemain naturalisasi ini hanya mengumpulkan lima gol bersama Madura United.
Keraguan pun muncul. Greg harus bersaing dengan para pemain cepat Timnas Indonesia lainnya di pos gelandang sayap yang usianya jauh lebih muda dan fresh. Di situ ada Riko Simanjuntak, Andik Vermansah, Febri Hariyadi, Novri Setiawan sampai Rahmat.
Greg pun menepis kecurigaan dirinya tak sanggup lagi menyisir pos sayap Timnas Indonesia dengan jawaban meyakinkan.
"Hanya di Indonesia, kalian media, jangan menulis umur-umur. Di Eropa tidak ada yang begitu. Di Eropa, usia 40 tahun masih menjadi pemain timnas. Masak di Indonesia orang berusia 33 tahun ditanya masih kuat bermain di sayap (atau tidak)," ujar Greg.
"Tentu saja masih. Saya masih kuat. Bermain sepak bola itu pakai otak, bukan (hanya) lari."
"Ya kalau cuma lari di lapangan, (lebih baik) jadi pemain marathon saja bukan pemain sepak bola. Bermain sepak bola itu pakai otak dan kaki. Bukan hanya lari," terang Greg.
Otak Greg Membuktikan
Penantian lima tahun Greg untuk kembali berseragam Timnas Indonesia berakhir. McMenemy langsung memercayainya sebagai starter kala Skuat Garuda menantang Myanmar di Mandalar Thiri Stadium, Mandalay, Senin (25/3/2019).
Menariknya, dalam formasi gres 3-4-3 racikan McMenemy, Greg bukan ditugaskan sebagai pelayan striker di pos penyerang kiri. Melainkan, menjadi ujung tombak utama didukung oleh Riko Simanjuntak dan Stefano Lilipaly di kedua sisinya.
Greg lalu membuktikan ucapannya yang mengatakan bermain sepak bola memakai otak, bukan hanya lari, ternyata benar adanya.
Dipasang sebagai striker tengah, Greg hanya sesekali mengajak lari para bek Myanmar. Selebihnya, mantan pemain Persis Solo ini banyak membuka ruang untuk rekan setimnya.
Liukan Greg juga masih beberapa kali mengecoh pemain Myanmar. Tidak perlu berlari, Greg hanya sedikit menari. Satu orang pun dilewati, dua pemain lainnya dikibuli, Greg kembali mencatatkan namanya di papan skor untuk Timnas Indonesia di menit ke-41.
Aksi selebrasi Greg yang tidak pernah hilang dalam ingatan Pasoepati, sebutan untuk suporter Persis, kembali menghiasi lapangan hijau. Greg berulang kali melompat secara akrobatik untuk merayakan gol pertamanya setelah lima tahun menghilang dari Skuat Garuda.
Standing banner bertuliskan 'No Greg No Party' yang dibentangkan oleh suporter Persija pada beberapa tahun lalu, kini menggambarkan keadaan Timnas Indonesia di era McMenemy.
Welcome back, Super Greg!
Advertisement