Bola.com, Surabaya - Pertemuan Djadjang Nurdjaman dan Dejan Antonic sebagai pelatih tim sudah bukan hal yang baru. Kedua pelatih beda latar belakang itu memiliki reputasi panjang dalam sepak bola Indonesia.
Dejan merupakan pelatih asal Serbia yang lahir pada 1969, atau kini berusia 50 tahun. Lalu, Djanur, sapaan karib Djadjang Nurdjaman, pelatih lokal asal Jawa Barat berusia 60 tahun.
Baca Juga
Menuju Piala AFF 2024, Timnas Indonesia TC di Bali pada 26 November hingga 5 Desember 2024: 4 Hari Jelang Laga Pertama Tandang ke Myanmar
Update 25 Pemain Timnas Indonesia Menuju Piala AFF 2024: Justin Hubner, Rafael Struick, Ivar Jenner, Marselino Ferdinan, Asnawi Mangkualam
Media Vietnam Sebut Skuad Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Menakutkan: Ada Pemain Diaspora, Tetap Lebih Kuat daripada The Golden Star
Advertisement
Satu hal yang menarik, kedua pelatih ini pernah terlibat dalam rivalitas bertajuk Derbi Bandung saat Indonesia Super League 2014 bergulir. Saat itu, Djanur melatih Persib Bandung, sementara Dejan menangani Pelita Bandung Raya (PBR).
Mereka sama-sama berhasil membawa klub masing-masing menembus semifinal kompetisi saat itu. Namun, Dejan harus puas membawa timnya hingga empat besar, sedangkan Djanur mencatatkan prestasi dengan membawa Persib juara.
Kini, kedua pelatih bakal kembali masuk rivalitas dua klub satu wilayah. Rivalitas di Jawa Barat kini pindah ke Jawa Timur. Djanur menjadi nakhoda tim Persebaya, dan Dejan mengarsiteki Madura United. Duel sesama klub Jawa Timur itu bertajuk Derbi Suramadu.
Laga derbi yang mempertemukan Persebaya dengan Madura United di leg pertama semifinal Piala Presiden 2019 memasuki edisi kelima. Kedua tim akan berhadapan di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Rabu (3/4/2019).
Situasi saat ini tak terlalu berbeda dengan ketika kedua pelatih melakoni rivalitas di Jawa Barat. Saat itu Djadjang Nurdjaman dan Dejan Antonic, dengan timnya masing-masing, Persib dan PBR, memperebutkan tiket final ISL 2014 dan dalam target menjadi juara.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tidak Saling Mengenal Dekat
Bahkan Dejan Antonic pernah menjadi pelatih Persib ketika Djadjang Nurdjaman menimba ilmu di Italia. Namun, keduanya mengaku tidak terlalu mengenal satu sama lain.
“Saya tidak dekat dengan coach Djanur. Namun, yang pasti, dia seorang pelatih yang memiliki sejarah panjang dalam sepak bola Indonesia. Dia termasuk pelatih lokal yang punya kualitas dalam melatih klub. Itu sudah terbukti di ISL 2014,” kata Dejan saat ditanya Bola.com, Selasa (2/4/2019).
Setelah Djanur kembali ke Indonesia, Dejan melepas jabatannya sebagai pelatih Persib. Djanur kemudian mendapatkan kembali jabatannya sebagai pelatih kepala Persib. Namun, Djanur mengaku tidak begitu dekat dengan sosok Dejan yang sempat mengisi perannya di Persib itu.
“Kami tidak sempat dekat karena saat dia datang untuk menggantikan saya di Persib. Kemudian setelah saya kembali, dia kemudian pergi. Kami mengenal hanya sebatas sesama pelatih dan pelaku sepak bola Indonesia,” ucap Djanur.
Seperti yang telah dilontarkan Dejan, Djanur pun mengirim pujian. Djanur juga memuji Dejan terkait keberhasilannya mencapai semifinal ISL 2014.
“Dia pelatih hebat. Dia pelatih bagus ketika memegang tim manapun. Saat masih di Pelita Bandung Raya, dia bisa mencapai semifinal ISL 2014, dan itu luar biasa. Ketika berada di Borneo, dia juga memberi pengaruh bagus. Artinya, setiap memegang tim selalu bagus,” ucap Djanur kepada Bola.com.
Advertisement
Statistik Djanur Vs Dejan
Bicara statistik pertemuan keduanya, Djadjang Nurdjaman dan Dejan Antonic tercatat tujuh kali bertemu dengan berbagai tim yang telah mereka tangani. Hasilnya, Dejan lebih unggul dengan meraih empat kemenangan. Djanur harus puas hanya dua kali menang atas tim asuhan Dejan.
Untuk Derbi Bandung, keduanya lima kali bertemu, yaitu empat kali di ISL 2014, dan di QNB League 2015 yang akhirnya dibekukan. Hasilnya, mereka saling mengalahkan. Dejan dan Djanur sama-sama membawa PBR dan Persib meraih dua kali kemenangan.
Sementara dua laga lainnya terjadi pada Liga 1 2018, keduanya dimenangi Dejan saat menangani Borneo FC. Dalam pertemuan pertama, Dejan mengalahkan Djanur saat melatih PSMS Medan. Sementara yang terbaru, Dejan mencuri tiga poin saat Djanur menangani Persebaya.
“Berarti itu harus menjadi motivasi saya untuk bisa membawa Persebaya menang melawan Madura United. Tapi, namanya catatan statistik itu biasa. Kami menjadi pelatih dengan situasi tim yang berbeda,” tutur Djanur.
Dejan pun tak ingin mengindahkan rekor ciamiknya melawan Djanur. Termasuk, saat dia mampu membawa PBR, yang kini telah menjadi Madura United, dua kali mengalahkan Persib.
“Saya tidak pernah melihat catatan yang dulu. Mungkin itu bisa membantu, tapi saya memilih tidak melihat itu. Lebih baik, saya fokus menghadapi pertandingan. Ini adalah pertandingan yang besar, sama seperti dulu,” ujar Dejan.
Selama Piala Presiden 2019 berlangsung, Persebaya dan Madura United memiliki rekor identik. Keduanya sama-sama belum terkalahkan, meraih tiga kemenangan, dan satu hasil imbang dalam empat laga. Kini, kedua tim bakal saling mengalahkan untuk memperpanjang rekor tak terkalahkan itu atau justru mengakhirinya.