Bola.com, Surabaya - Pemandangan unik terlihat saat Persebaya Surabaya menjamu Madura United di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, dalam leg pertama semifinal Piala Presiden 2019, Rabu (3/4/2019). Pada menit ke-19, semua pendukung Persebaya di tribune stadion melakukan aksi diam.
Tidak ada suara atau gerakan yang mereka buat selama satu menit. Momen itu, mereka manfaatkan untuk mengheningkan cipta. Mereka melakukan itu sebagai momen untuk mengenang mendiang Eri Irianto yang menjadi legenda Persebaya.
Baca Juga
Gelandang Newcastle United Bantah Punya Darah Negeri Jiran, Minta Jangan Dihubungkan Lagi dengan Timnas Malaysia
Sydney Menyala! 3.250 Suporter Akan Dukung Timnas Indonesia Vs Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 20 Maret 2025
3 Fakta Seretnya Gol Timnas Indonesia di Piala AFF 2024: Lini Depan Tumpul, STY Nggak Punya Solusi!
Advertisement
Eri Irianto merupakan mantan pemain Persebaya yang meninggal pada 3 April 2000. Eri bermain bersama Persebaya saat melawan PSIM Yogyakarta. Saat itu, Eri berbenturan dengan Samson Noujine Kinga dan kolaps di tengah lapangan. Setelah dilarikan ke rumah sakit, Eri dinyatakan meninggal dunia.
Aksi diam dan mengheningkan cipta ini menggambarkan betapa besarnya cinta Bonek kepada mantan pemain Persebaya itu. Apalagi, selama ini Bonek dikenal sebagai suporter yang berisik selama pertandingan karena menyanyikan lagu penyemangat untuk Persebaya.
Sebelum pertandingan berlangsung, aksi mengheningkan cipta ini sudah direncanakan oleh Bonek. Dalam berbagai akun media sosial, mereka menyebarkan keinginan itu. Pesan itu beredar dan dalam pertandingan bisa dilakukan Bonek pada menit ke-19 dengan kompak.
“Kami ingin aksi seperti ini dilakukan secara terkonsep. Semua Bonek sudah tahu lewat media sosial dan grup-grup whatsapp yang mereka ikuti. Semua saling mengingatkan sehingga membuat kami kompak,” kata Tulus, satu di antara pentolan Bonek, kepada Bola.com setelah laga.
Pada menit ke-17, announcer pertandingan sudah mengingatkan bahwa aksi diam akan segera dilakukan begitu memasuki pada menit ke-19. Selain itu, Bonek di tribune timur juga membentangkan spanduk Eri Irianto yang membuat penonton teringat rencana mengheningkan cipta.
“Itu tidak melanggar regulasi apapun. Justru kami ingin menunjukkan kecintaan kepada Eri Irianto. Almarhum telah bekerja keras dan memberikan semua kemampuannya kepada klub yang kami cintai ini,” imbuh Tulus.
Pilihan mengheningkan cipta pada menit ke-19 didasarkan oleh dua hal. Pertama, angka itu merujuk kepada nomor punggung yang digunakan Eri Irianto saat bertanding melawan PSIM. Kedua, angka itu juga menunjukkan peringatan 19 tahun wafatnya.
Angka 19 kini telah menjadi angka yang sakral di Persebaya. Bahkan, angka itu telah dipensiunkan untuk menghormati Eri. Saat ini sudah tidak ada lagi pemain Persebaya yang bisa menggunakannya.