Bola.com, Surabaya - Rombongan Arema bakal menggunakan rantis saat menuju Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, dalam final pertama Piala Presiden 2019 melawan Persebaya Surabaya, Selasa (9/4/2019).
Hal ini menjadi standar keamanan panpel terhadap tim rival yang datang sebagai tamu. Bagi Arema, naik rantis dianggap sebagai hal yang biasa karena itu bukan pengalaman pertama.
Baca Juga
Advertisement
Musim ini, mereka sudah menggunakan kendaraan yang sama ketika menjalani laga tandang ke kandang Persib Bandung dalam 16 besar Piala Indonesia 2018.
Tahun sebelumnya juga mereka sudah terbiasa. Pelatih Arema, Milomir Seslija, justru menganggap naik rantis sebagai hal yang "bagus".
"Kalau naik bus rasanya sudah biasa. Ini jadi selingan. Tentu kami tidak ciut nyali. Justru lebih termotivasi," kata pelatih asal Bosnia ini.
Hal senada disampaikan gelandang Arema, Hanif Sjahbandi. Dia mengaku tidak keder, meski harus naik rantis.
"Sama yang disampaikan pelatih. Kami justru termotivasi karena jarang bisa bertemu rival di laga final. Tentu kami akan berikan yang terbaik untuk suporter kami di Malang," tegas Hanif.
Berkaca dari pertandingan musim lalu di Liga 1, pemain Arema mendapat banyak intimidasi dari Bonek. Mulai teror nyanyian hingga lemparan botol. Tetapi, di lapangan mereka tetap bisa menjaga fokus, meski akhirnya menyerah 0-1.
"Kami tahu sekarang Persebaya tetap tim kuat. Saya sudah ikuti permainan mereka di turnamen ini. Tapi, saya sudah siap menghadapi pertandingan besar ini," sambung gelandang 22 tahun ini.
Menyongsong laga kontra Persebaya, Arema lebih percaya diri karena punya catatan yang bagus dalam tiga laga terakhir. Mereka selalu menang telak tanpa kebobolan. Hal itu yang coba dipertahankan Arema.
Andaikan bisa mempertahankan catatan tidak kebobolan saat main di final pertama ini, Arema bisa modal besar untuk jadi juara karena mereka masih punya kesempatan pertandingan kedua di Malang pada Jumat (12/4/2019).