Bola.com, Surabaya - Persebaya Surabaya dan Arema FC adalah rival. Baik di dalam, maupun luar lapangan. Dua klub ini merepresentasikan dua kota besar di Jawa Timur, Surabaya dan Malang. Bumbu-bumbu persaingan makin panas tatkala hubungan kedua suporter tak harmonis.
Rivalitas Persebaya Surabaya dan Arema FC sempat meredup saat kedua tim lama tak saling jumpa. Persebaya pernah tak mengikuti kompetisi setelah dicoret oleh PSSI dari daftar keanggotaan pada periode 2013-2016.
Baca Juga
Advertisement
Praktis, hingar bingar perseteruan antara kedua tim memudar sebelum Persebaya kembali ke kasta teratas Liga Indonesia yaitu Liga 1 pada 2018 lalu. Setelah dua pertemuan antara Persebaya dan Arema terjadi di kompetisi musim 2018, kini keduanya kembali bertemu dengan atmosfer yang berbeda.
Rivalitas Persebaya dan Arema FC kembali menjadi pusat perhatian ketika kedua tim bentrok pada final Piala Presiden 2019. Keduanya akan saling menjamu dalam partai puncak yang menggunakan format kandang dan tandang.
Persebaya akan lebih dulu menjamu Arema FC di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada Selasa (9/4/2019). Tiga hari kemudian, giliran Arema FC yang menjadi tuan rumah di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jumat (12/4/2019).
Stempel perseteruan antara kedua klub bukan berarti menghalangi sejumlah pemain untuk memperkuat Persebaya Surabaya dan Arema FC secara bergantian. Bola.com merangkum tiga pesepak bola yang pernah berseragam tim hijau dan biru di Jawa Timur itu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Hendro Kartiko
Hendro Kartiko adalah legenda sepak bola Kota Surabaya. Lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, 24 April 45 tahun yang lalu, namanya mulai terkenal ketika memperkuat Mitra Surabaya selama tiga tahun sejak 1995 hingga 1998. Setelah itu, mantan kiper Timnas Indonesia ini membela Persebaya selama dua musim.
Sempat hengkang ke PSM Makassar dan PSPS Pekanbaru, Hendro kembali ke Persebaya pada 2004. Pada musim yang sama, Hendro berhasil membawa tim berjulukan Bajul Ijo itu ke tangga juara Liga Indonesia.
Sempat berlabuh di Persija Jakarta pada 2005-2006, Hendro kemudian merapat ke Arema FC (dulu masih bernama Arema Malang) selama dua musim sampai 2008.
Advertisement
Hamka Hamzah
Nama Hamka Hamzah mulai terkenal di belantika sepak bola Indonesia saat membela Persebaya pada 2002-2003. Hanya satu tahun, bek kelahiran Makassar itu lalu hijrah ke Persik Kediri hingga merasakan gelar juara Liga Indonesia pada musim 2003-2004.
Sebelas tahun berselang, Hamka Hamzah berjodoh dengan Arema FC. Hanya satu tahun, bek berusia 35 tahun ini kemudian pindah dari satu klub ke satu klub lain sebelum kembali ke pelukan Arema FC pada pertengahan musim lalu.
Ricky Kayame
Arema FC berjudi ketika mendaratkan Ricky Kayame di musim ini. Selain karena pada tahun lalu memperkuat Persebaya, Ricky juga tidak bermodalkan statistik mentereng sebagai seorang bomber, termasuk ketika berseragam Persebaya pada Liga 1 2018.
Hanya mencatatkan sebiji gol dari 16 pertandingan, tidak membuat Ricky kehilangan nalurinya sebagai seorang striker. Terbukti sejauh ini, bomber asal Papua itu mampu menyarangkan empat gol untuk bercokol sebagai pencetak gol kedua terbanyak sementara Piala Presiden 2019 dengan seragam Arema.
Advertisement