Bola.com, Bantul - Kiper Kalteng Putra, Dimas Galih, bersyukur timnya bakal berkandang di Stadion Sultan Agung, Bantul. Dengan begitu, dia bisa lebih dekat dengan keluarganya yang berada di Sidoarjo.
Sebelumnya, mantan kiper Persebaya Surabaya itu sempat was-was jika harus berpisah jauh dengan istri dan anaknya. Kandang asli Kalteng Putra, yaitu Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya, kini sedang dalam tahap renovasi sehingga harus pindah untuk menjalani Liga 1 2019.
Baca Juga
Hasil Liga Inggris: Dipaksa Imbang Everton, Chelsea Gagal Kudeta Liverpool dari Puncak
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
Advertisement
Jarak Jogja-Sidoarjo sebenarnya mencapai sekitar 300 km. Namun, itu lebih dekat jika dibanding dengan Palangkaraya-Sidoarjo yang harus ditempuh lewat jalur udara atau laut.
"Alhamdulillah, dengan begini saya bisa sering ketemu keluarga di Sidoarjo. Naik kereta api dari Jogja banyak pilihan. Apalagi, lewat jalan tol juga hanya menempuh 4 jam waktu perjalanan," kata Dimas kepada Bola.com, Selasa (23/4/2019).
Sebelumnya, Dimas sempat berada di Palangkaraya saat awal bergabung Kalteng Putra musim ini. Kemudian, timnya menjalani fase grup Piala Presiden 2019 di Magelang dan setelah itu bermarkas di Bantul.
Kini, kiper berusia 26 tahun itu memilih mengontrak rumah bersama istri dan anak pertamanya di Jogja. Sedangkan anak keduanya yang baru lahir 6 Februari lalu tinggal bersama orang tuanya di Sidoarjo.
"Sebenarnya saya ingin anak kedua saya ikut ke Jogja. Tapi, orang tua masih belum tega karena anak saya baru dua bulan. Jadi, sesekali saya dan istri pulang ke supaya bisa kumpul," imbuh kiper kelahiran Surabaya itu.
Belum dipastikan kapan Stadion Tuah Pahoe rampung direnovasi. Namun, ada kemungkinan stadion yang terletak di ibukota Kalimantan Tengah itu selesai musim ini dan Kalteng Putra bisa menggunakannya di Liga 1 2019. "Kalau begitu (pindah ke Palangkaraya) juga tidak apa-apa. Yang penting saya sempat ketemu keluarga. Saya harus profesional bersama klub baru," ujar mantan kiper PSM Makassar itu.