Bola.com, Malang - Sylvano Comvalius sudah resmi diperkenalkan sebagai striker baru Arema FC. Mantan top scorer Liga 1 2017 ini dikontrak untuk 2 musim ke depan.
Tim berjuluk Singo Edan ini pun menaruh harapan besar kepada mantan pemain Bali United tersebut. Bahkan Aremania sangat merindukan kehadiran sosok striker tajam dalam tim kesayangannya.
Baca Juga
Update 25 Pemain Timnas Indonesia Menuju Piala AFF 2024: Justin Hubner, Rafael Struick, Ivar Jenner, Marselino Ferdinan, Asnawi Mangkualam
Media Vietnam Sebut Skuad Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Menakutkan: Ada Pemain Diaspora, Tetap Lebih Kuat daripada The Golden Star
Pandit Malaysia Desak Oxford United Segera Beri Menit Bermain yang Cukup untuk Marselino Ferdinan
Advertisement
Penyerang berusia 31 tahun ini juga punya misi membawa Arema juara di Liga 1 2019.
Meskipun dia kembali setelah melewati musim buruk di Liga Thailand dan Malaysia, di mana pemain asal Belanda itu hanya mencetak satu gol ketika merantau ke dua ngara Asia Tenggara tersebut, Sylvano Comvalius punya tekad untuk membuktikan kualitasnya kembali di Indonesia.
Berlabuh di Arema menjadi kesempatan bagi Sylvano Comvalius yang juga ingin memberi bukti jika kariernya belum tamat. Bola.com pun mendapatkan kesempatan untuk berbincang dengan striker yang pernah berseragam Bali United itu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tekad Bersama Arema dan Pandangan soal Sepak Bola Indonesia
Apa yang membuat Anda memutuskan kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Arema?
Ketika saya keluar dari Indonesia, hati saya tertinggal di sini. Waktu itu saya sampaikan jika suatu saat akan kembali ke negara ini karena suporter di negara ini sangat luar biasa dalam sepak bola.
Saya menunggu waktu yang tepat untuk bisa kembali lagi. Beberapa waktu lalu, kapten Arema, Hamka Hamzah, menghubungi saya. Ia Meminta bergabung dengan Arema. Saya terima ajakan itu. Saya senang bisa kembali dengan memperkuat salah satu tim besar yang punya suporter luar biasa.
Ada informasi jika kontrak Anda dengan Kuala Lumpur FC baru berakhir pada November 2019. Apakah hal tersebut tidak mengganggu proses kepindahan ke Arema?
Beberapa waktu lalu agen saya berkomunikasi langsung dengan klub (Kuala Lumpur FA) untuk mencari solusi. Sekarang sudah beres. Beberapa bulan lalu saya berpikir untuk kembali (ke Indonesia) hingga akhirnya empat minggu lalu Hamka menghubungi saya.
Cemerlang di Bali United tapi meredup di Thailand dan Malaysia. Apa yang membuat Anda kesulitan di sana?
Selalu bermain bagus itu memang sulit. Sama seperti hidup, naik dan turun. Tidak bisa selalu bagus.
Tapi, sekarang saya fokus melihat ke depan. Tentunya kembali ke Indonesia juga untuk membuktikan permainan saya.
Saat masih memperkuat Bali United, Anda sukses mencetak 37 gol dalam satu musim. Sekarang setelah resmi ke Arema, punya target kembali meraih prestasi itu?
aat ini fokus utama saya bisa mengantarkan Arema jadi juara di Liga 1 2019. Saya tidak memikirkan ambisi pribadi untuk menjadi top scorer. Tantangan untuk menjadi juara bersama Arema itu lebih penting. Saya yakin bisa melakukan itu bersama-sama dengan pemain lain di sini.
Pada pengujung musim 2017, Anda sempat menyebut Liga Indonesia seperti sirkus karena Bali United gagal menjadi juara. Mengapa sekarang Anda kembali bermain di Indonesia?
Soal itu saya minta maaf, karena saat itu saya tidak puas setelah Bali United yang berpeluang jadi juara di kompetisi akhirnya gagal. Tapi itu masa lalu dan saya berkomentar di media sosial.
Perlu diketahui, di media sosial berbeda dengan kehidupan saya. Saya sering menggunakan media sosial untuk ekspresi dan bercanda. Tapi sejujurnya, saya sangat mencintai negara ini.
Budaya sepak bola di sini sangat luar biasa dan tidak ditemukan di tempat lain. Ketika meninggalkan Indonesia, saya berjanji pasti kembali ke sini. Sekarang saya sudah kembali.
Advertisement