Bola.com, Bogor - Saat banyak pihak percaya diri Persija Jakarta akan kembali membawa harum nama Indonesia di turnamen antarklub Asia, Piala AFC 2019, PSM mulai mengambil alih peran itu. Ketika tim ibu kota tertatih-tatih di babak penyisihan, klub berjulukan Juku Eja ini justru melaju kencang setelah sempat kendor di awal.
PSM Makassar kini berpeluang menjadi satu-satunya harapan Indonesia di Piala AFC 2019. Dengan koleksi delapan poin dari empat laga, Pasukan Ramang menguasai klasemen sementara Grup H.
Baca Juga
Advertisement
Wiljan Pluim dkk. unggul satu poin dari Home United di peringkat kedua, tiga angka dari Kaya FC di posisi ketiga, dan tujuh poin dari Lao Toyota di dasar klasemen.
Mengacu pada pasal ketiga, ayat ke-10.5 butir 10.5.1 Regulasi Piala AFC 2019, tiket semifinal Zona ASEAN akan digenggam PSM apabila berhasil mengalahkan Home United pada matchday kelima Grup H di Stadion Pakansari, Cibonong, Kabupaten Bogor, Selasa (30/4/2019).
Koleksi 11 poin Pasukan Ramang dengan satu laga tersisa nantinya hanya bisa disamai oleh Kaya FC. Namun, PSM tetap unggul secara rekor pertemuan karena berhasil memetik empat poin dari wakil Filipina itu.
Mesin PSM sempat kurang panas di awal Piala AFC 2019. Menyambangi Singapura untuk menantang Home United, Pasukan Ramang hanya meraih hasil seri 1-1.
Tim kebanggaan The Macz Man dan Red Gank ini bahkan sampai mengorbankan turnamen pramusim, Piala Presiden 2019, demi berkonsentrasi maksimal di Piala AFC 2019.
Tiga laga berikutnya dilewati PSM dengan relatif mulus. Mulai membantai Lao-Toyota 7-3, imbang 1-1 dari Kaya FC, dan meraih kemenangan penting 2-1 saat kembali menghadapi lawan yang sama.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengaruh Kalezic
Campur tangan pelatih asal Bosnia, Darije Kalezic, memberikan pengaruh besar terhadap keperkasaan PSM Makassar sejauh ini. Arsitek kelahiran Zurich, Swiss, tersebut menyebut pengalamannya berpetualang di penjuru dunia, terutama Australia, sebagai modal untuk membawa timnya bersaing di tahun pertamanya berkarier di Indonesia.
"Tentu saja, di sini, budayanya berbeda dengan sepak bola Eropa. Saya beruntung pernah bekerja di sekitar Asia, seperti di Australia dan Selandia Baru. Pengalaman ini membantu saya cepat beradaptasi," ujar Kalezic.
Sebelum menangani PSM, Kalezic sempat semusim membesut tim Selandia Baru yang berkompetisi di Liga Australia atau A-League, Wellington Phoenix.
Belakangan, Kalezic mendapatkan kritikan tajam dari sejumlah pendukung PSM. Merujuk dari kekalahan 2-4 dari Bhayangkara FC pada leg pertama babak 8 besar Piala Indonesia, Sabtu (27/4/2019), banyak suporter yang tidak puas dengan strateginya.
Alhasil, bisa dibilang, PSM memang tertatih di turnamen pramusim yang digelar di negara sendiri, namun masih punya peluang besar mengukir sejarah baru di level internasional.
Advertisement