Bola.com, Makassar - Sejak kompetisi kasta tertinggi sepakbola Indonesia berganti nama menjadi Liga 1, PSM Makassar stabil berada di papan atas. Pada 2017, PSM gagal memastikan gelar juara setelah dipermalukan Bali United 0-1 pada pekan 33. Ironisnya, pertandingan itu berlangsung di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin, markas Juku Eja.
Musim lalu lebih tragis, PSM bisa memastikan gelar juara andai mampu mengalahkan pesaing mereka, Persija Jakarta, di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin pada pekan ke-32. Optimisme dan ekspektasi yang besar pun pupus setelah mereka ditahan imbang 2-2 oleh sang tamu. PSM akhirnya gagal juara karena kalah satu poin dari Persija Jakarta yang meraup angka 62.
Baca Juga
Advertisement
Tak ingin terpuruk lagi, manajemen langsung melakukan evaluasi. Hasilnya, Juku Eja wajib membenahi lini belakang yang dinilai menjadi titik lemah. Dari 34 partai, PSM kemasukkan 42 gol.
PSM pun mendatangkan Aaron Evans (Barito Putera), Munhar, Beny Wahyudi, Heri Prasetyo (Madura United) dan Taufik Hidayat (Bali United) untuk memperkuat lini belakang. Evans, Beny dan Taufik kerap jadi starter PSM di Piala AFC 2019 dan Piala Indonesia 2018.
Hasilnya belum sesuai harapan. Acuannya di Piala AFC 2019 dan Piala Indonesia 2018, di mana PSM selalu menampilkan skuat terbaiknya. Di Piala Indonesia 2018, PSM kebobolan 10 gol dari tujuh partai. Sedang di Piala AFC 2019, gawang PSM kemasukan 8 gol dari lima partai.
Namun, ada sisi positif dari penampilan PSM pada dua ajang ini. Produktivitas gol PSM tetap terjaga. Kehadiran Eero Markkanen (Finlandia) untuk sementara dinilai menjadi pembelian terbaik setelah pada dua musim Liga 1 selalu gagal merekrut striker tajam.
Mantan tombak Real Madrid Castilla ini bukan hanya pencetak gol tapi juga pemberi assist di PSM. Hasilnya, di Piala Indonesia 2018, PSM mengemas 20 gol. Sedangkan di Piala AFC 2019, PSM sudah mencetak 14 gol.
Hasil ini membuat PSM dan suporternya kembali merenda asa juara di Liga 1 2019. Bersama Darije Kalezic, pelatih yang menggantikan peran Robert Alberts, mereka ingin menuntaskan ambisi yang terpendam pada dua penyelenggaraan sebelumnya.
"Kami tidak pernah menyerah memburu gelar juara," tegas Munafri Arifuddin, CEO PSM.
Sebagai catatan, PSM terakhir meraih prestasi tertinggi ketika meraih trofi juara Liga Indonesia 1999-2000.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pelatih
Keputusan manajemen PSM mendatangkan Darije Kalezic (49 tahun) untuk mengganti peran Robert Alberts sebagai pelatih sempat ditanggapi dingin kalangan suporter Juku Eja. Mantan pelatih Roda JC Kerkrade ini malah diprediksi tak bakal bertahan lama di posisinya.
Suporter PSM pun masih berharap Robert Alberts kembali ke Makassar setelah pulih dari penyakitnya. Mereka terkesan belum move on dari Robert Alberts yang membawa PSM selalu bertengger di papan atas Liga 1 dalam dua musim terakhr.
Namun, pelan tapi pasti, suporter mulai melupakan sosok Robert. Apalagi setelah Robert memutuskan memilih tawaran Persib Bandung. Sementara di sisi lain, Darije unjuk kemampuan bersama PSM dengan meloloskan tim kebanggaan Makassar ke semifinal Piala Indonesia 2018 dan menjadi juara Grup H Piala AFC 2019.
Cara bermain PSM pun berubah setelah ditangani Darije. Penampilan Wiljan Pluim dan kawan-kawan lebih agresif. Berbeda dibandingkan era Robert yang lebih serang memainkan strategi serangan balik.
Darije sendiri mengaku merasakan tekanan sekaligus harapan dari suporter PSM yang sangat merindukan trofi juara.
"Saya paham betul akan hal itu. Tapi, saya justru menjadikan tekanan ini sebagai motivasi untuk membawa PSM juara. Saya yakin, militansi dan dukungan suporter membuat PSM lebih kuat dari partai ke partai," tegas Darije.
Darije mengakui PSM masih menyimpan masalah di lini belakang. Tapi, mantan bek RKC Waalwijk (Belanda) ini menegaskan apa pun yang dicapai skuatnya adalah hasil kolektif. Artinya, semua elemen tim harus punya komitmen bersama melakukan pembenahan.
Kalau merujuk aksi terakhir PSM saat menjamu Bhayangkara FC pada leg kedua 8 Besar Piala Indonesia 2019 di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin, Jumat (3/5/2019), pembenahan di lini belakang mulai terlihat. Untuk pertama kalinya, PSM mencetak cleansheet setelah selalu kebobolan pada kiprah mereka di Piala Presiden 2019 dan Piala AFC 2019.
Advertisement
Pemain Kunci
Sosok Wiljan Pluim tidak hanya jadi idola di PSM Makassar, tapi juga penikmat sepakbola Indonesia. Hal tersebut tak lepas dari aksi indah dan trengginasnya di lapangan. Mantan gelandang Vitesse Arnhem (Belanda) ini bukan hanya menjadi dirijen dan ruh permainan Juku Eja, Pluim juga kerap jadi 'senjata rahasia' untuk menjebol gawang lawan.
Pelatih anyar PSM Makassar, Darije Kalezic, tanpa sungkan menyebut Pluim adalah bagian penting dari skuatnya.
"Dia memang tidak selalu mencetak gol buat PSM. Tapi, Pluim sudah menunjukkan dedikasi dan motivasinya saat membela PSM. Dia pantas menjadi kapten PSM," tegas Darije.
Meski disebut-sebut sebagai gelandang terbaik di Liga 1, prestasi Pluim dinilai belum lengkap sebelum membawa PSM meraih trofi juara. Pluim pun mengaku sangat tertantang untuk membawa PSM menuntaskan ambisi meraih gelar juara musim ini.
"Persaingan di Liga 1 2019 memang lebih ketat dibandingkan sebelumnya. Tapi, saya yakin dan optimitis, PSM tetap jadi kandidat kuat juara musim ini," ungkap Pluim.
Pemain asal Belanda itu pun tidak lagi mempermasalahkan bila dirinya jadi sasaran 'terkaman' pemain lawan. "Saya mulai terbiasa dengan atmosfer kompetisi di Indonesia. Memang sangat berbeda dengan Eropa. Tapi, saya harus menghadapinya," kata Pluim.
Bila pernyataan Pluim jadi 'pegangan', PSM memang pantas berharap juara. Fakta selama ini memperlihatkan PSM mendapat hasil positif bila Pluim tampil aktraktif di lapangan.
"Sepak bola adalah permainan tim. Ibarat puzzle, saya hanya bagian kecil dari PSM," ujar Pluim merendah.
Komposisi Pemain
Kiper: 77 Heri Prasetyo, 97 Hilmansyah, 45 M Reza Arya, 20 Rivky Mokodompit
Belakang: 2 Aaron Evans, 16 Munhar, 32 Beny Wahyudi, 27 Hendra Wijaya, 26 Taufik Hidayat, 5 Reva Adi Utama, 28 Abdul Rahman, 15 Hasim Kipuw, 24 M Rizky,3 Zulkifli Syukur
Tengah: 88 Fajri Ardiansyah, 71 Aji Kurniawan, 48 M Arfan, 55 Takwir, 19 Rizky Pellu, 14 Asnawi Mangkualam, 10 Marc Klok, 80 Wiljam Pluim, 17 Rasyid Bakri
Depan: 23 Bayu Gatra, 7 Zulham Zamrun, 99 Saldi, 39 Guy Junior, 9 Eero Markannen, 11 M Rahmat, 6 Ferdinand Sinaga
Advertisement