Bola.com, Jakarta - Perkumpulan sepak bola nonprofit, Uni Papua bakal berganti kepengurusan. Rencananya, perubahan itu akan dilakukan pada Juli 2019.
Uni Papua adalah organisasi yang didirkan oleh Alm. Mayjen TNI (Pur) Albert Inkiriwang. Uni Papua dibentuk untuk memeloporu gerakan sepak bola sosial untuk
Baca Juga
Advertisement
Kepengurusan baru UNI papua nantinya akan menjabat hingga tiga tahun atau 2022.
"Banyak Perubahan di susunan pengurus Uni Papua nanti. Penyegaran dan penguatan organisasi yang sudah menjadi organisasi nasional bahkan mengembangkan ke internasional," ujar pendiri sekaligus CEO Uni Papua, Harry Widjaja dalam rilis yang diterima Bola.com.
"Tentunya, harus didukung oleh kepengurusan yang professional, terbaik, dan memiliki dedikasi yang tinggi untuk kemanusiaan, sepakbola, dan bangsa," kata Harry Widjaja.
Wakil Menteri Luar Negeri RI, dr. A.M. Fachir memastikan masih bersedia untuk menjadi pelindung Uni Papua 2019-2022. Uni Papua juga akan mendirikan koperasi sepak bola sosial Indonesia, yang menjadi cikal bakal mendirikan sebuah klub yang bermuara dari pembinaan di basis komunitas Uni Papua FC.
"Koperasi ini terbuka untuk semua kalangan pecinta sepakbola Tanah Air, pengurus, pelatih, anggota, dan orang tua dari semua cabang Uni Papua akan menjadi anggota koperasi ini. Saat ini 200 calon anggota telah berminat di koperasi berjenis simpan pinjam untuk mengelola klub sepak bola masa depan yang berbasis kepada kepemilikan bersama," imbuh Harry Widjaja.
Koperasi sepak bola sosial Indonesia adalah wadah yang akan menjadi langkah awal dari Uni Papua untuk memasuki pembangunan sepak bola yang berkelanjutan.
Uni Papua yang didirikan pada 2010 dan memiliki akta notaris pada 2013, harus mempuyai terobosan dan penyegaran visi.
"Jadi sekarang sudah hampir 10 tahun berkiprah di Tanah Air. Kami semakin optimistis akan masa depan Indonesia yang lebih baik lagi. Uni Papua ingin mengembangkan program dan kampanye perubahan sosial melalui sepak bola lebih luas lagi. Sebagai bagian mendukung pemerintah untuk membina generasi milenial," imbuh Harry Widjaja.