Bola.com, Jakarta - Komite Eksekutif (Exco) PSSI belum lama ini memutuskan agar kompetisi Shopee Liga 1 2019 menggunakan Video Assistant Referee (VAR) sebagai langkah konkret untuk mengurangi kesalahan wasit saat mengambil keputusan. Pelatih Bhayangkara FC, Angel Alfredo Vera, pun mendukung hal tersebut karena membuat sepak bola Indonesia lebih maju.
Exco PSSI meminta kepada PT Liga Indonesia Baru segera mengkaji untuk mengetahui biaya dan insfrastruktur bila menggunakan VAR. Sementara itu, PSSI menyiapkan metode pelatihan untuk wasit sesuai regulasi FIFA bila nantinya VAR sudah diterapkan di Indonesia.
Baca Juga
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Rapor Pemain Lokal pada Dua Laga Home Timnas Indonesia di Kualifiaksi Piala Dunia 2026: Ridho Tak Tergantikan, Marselino Jadi Pahlawan
Adu Gemerlap Pemain Asing Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Mewah! Panas di Tengah dan Depan
Advertisement
Pelatih Bhayangkara FC, Angel Alfredo Vera, menyatakan dukungannya terhadap penggunaan VAR di Shopee Liga 1 2019. Pelatih asal Argentina itu yakin penggunaan VAR akan membantu kualitas wasit dan pertandingan sepak bola di Indonesia akan menjadi jauh lebih baik.
“Semua yang bisa membuat sepak bola Indonesia lebih bagus dan maju, ya saya mendukung itu,” kata Alfredo Vera seperti dilansir situs resmi klub.
"Saya berpikir dengan adanya VAR bisa membuat kompetisi bisa berjalan lebih baik lagi," lanjutnya.
Kehadiran VAR diyakini tidak akan merugikan klub-klub peserta Shopee Liga 1 2019. Wasit dinilai akan bekerja dengan teliti dalam sebuah pertandingan.
Dalam penerapannya, tidak semua pelanggaran memerlukan bantuan VAR. Kalau wasit merasa pelanggaran yang terjadi sudah dianggap jelas dan yakin dengan keputusan yang diambilnya, VAR tidak diperlukan lagi.
VAR digunakan manakala wasit merasa ada kejanggalan dalam pengambilan keputusannya. Wasit kemudian berkomunikasi melalui sistem cek ke VAR.
Kehadiran VAR di Indonesia dinilai perlu karena wasit-wasit yang bertugas di sepak bola Indonesia, termasuk Liga 1 2019, kerap kali keliru mengambil keputusan dalam pertandingan, baik mengesahkan gol yang didahului posisi pemain yang sudah berada di posisi offside, atau melanjutkan pertandingan ketika pelanggaran terjadi di lapangan.