Bola.com, Surabaya - Laga Persebaya Surabaya kontra Madura United dalam leg pertama perempat final Piala Indonesia 2018 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Rabu (19/6/2019), berakhir ricuh.
Insiden ini terjadi bukan karena adanya bentrok antarsupoter. Melainkan, pendukung Persebaya, Bonek yang memaksa masuk ke dalam lapangan. Semua itu bermula dari flare dan kembang api yang menyala di tribune utara saat injury time.
Baca Juga
Advertisement
Pelemporan botol juga terjadi dari arah tribune utara dan sekitarnya ke dalam lapangan. Sampai menit ke-92, Persebaya memang gagal menang. Skor 1-1 masih menghiasi papan skor Stadion GBT.
Tulisan “Madura United” yang terdapat pada papan skor di atas tribune utara juga ditutup oleh Bonek. Terdapat sebuah spanduk protes yang dipasang oleh mereka.
Kejadian itu memantik Bonek yang ada di tribune lainnya untuk menyalakan flare. Akibatnya, Stadion GBT dipenuhi asap sehingga memaksa wasit menghentikan sementara pertandingan. Namun, pertandingan ini tidak dapat dilanjutkan.
Situasi di stadion tidak lagi kondusif. Wasit Fariq Hitaba memanggil kapten kedua tim dan memutuskan pertandingan dianggap selesai atau full time.
Nyanyian dengan lirik berisikan kalimat kasar menggema di Stadion GBT. Desakan kepada Persebaya untuk segera meraih kemenangan dilontarkan oleh Bonek.
Sekelompok Bonek kemudian masuk lapangan dan membentangkan spanduk bertuliskan “Jangan Bikin Malu Surabaya”. Pesan itu dimaksudkan untuk mengkritik manajemen Persebaya Surabaya. Seperti diketahui, Bajul Ijo belum berhasil menang sejak pekan pertama Shopee Liga 1 2019.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Panpel Mematikan Lampu
Pemain dari kedua tim kemudian diminta untuk masuk ke dalam ruang ganti karena jumlah Bonek yang berada di lapangan semakin banyak.
Beberapa di antaranya datang dengan membawa spanduk lain bertuliskan kalimat dalam bahasa Inggris berbunyi “Until When You Fight For Your Victory” ke depan bangku cadangan. Secara tata bahasa kalimat itu sebenarnya kurang tepat untuk menyatakan “Sampai Kapan Kami Berjuang untuk Kemenanganmu”.
Spanduk itu kemudian di bawah ke gawang yang terletak di sebelah utara. Spanduk dipasang di mistar sehingga bisa terbaca oleh semua orang di stadion. Tak lama, kelompok Bonek ini melakukan tindakan kurang pantas.
Mereka merusak papan iklan yang terdapat di pinggir lapangan. Besi yang dipakai untuk memasang papan iklan itu dilempar masuk ke dalam lapangan.
Bonek juga melempar kembang api dan petasan ke arah bangku cadangan yang sudah tidak menyisakan pemain lagi. Acungan jari tengah juga dilakukan oleh mereka. Sampai beberapa menit kemudian, teriakan kalimat kasar masih menggema di stadion.
Situasi mulai membaik setelah panpel memutuskan perlahan mematikan lampu yang terdapat di Stadion berkapasitas 50 ribu penonton itu.
Advertisement