Bola.com, Jakarta - Tak pernah ada yang membayangkan PS Tira Persikabo bakal jadi kekuatan menakutkan di pentas Shopee Liga 1 2019. Klub yang tampil di pentas kasta elite usai membeli lisensi Persiram Raja Ampat pada 2016, beberapa tahun terakhir jadi spesialis papan bawah.
Musim lalu, PS Tira yang awalnya bernama PS TNI, nyaris degradasi. Namun, semua berubah musim ini.
Baca Juga
Duel Pelatih Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Paul Munster Pengalaman, Carlos Pena Memesona
Adu Gemerlap Pemain Asing Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Mewah! Panas di Tengah dan Depan
Sempat Diragukan, Lalu Bisa Kandaskan Arab Saudi: Yuk Bedah Taktik Timnas Indonesia, Kuncinya Perubahan Lini Depan
Advertisement
Dengan menggunakan nama baru, menambahkan embel-embel Persikabo di belakang nama klub, tim yang dimiliki Yayasan TNI AD itu menjelma menjadi tim kuda hitam yang meramaikan persaingan papan atas.
Agak uniknya, PS Tira Persikabo, tak belanja pemain jor-joran layaknya tim-tim elite. Dengan kekuatan minimalis, tim asuhan Rahmad Darmawan kini ada di di posisi dua besar klasemen sementara Shopee Liga 1 2019 dengan torehan 12 poin dari enam laga. Mereka jadi pesaing paling dekat Bali United yang anteng di puncak klasemen.
Tengok bagaimana mereka menghancurkan tim kuat Arema FC 1-2 di Malang. Klub satu ini jelas tak bisa diremehkan.
Apa yang membuat mereka bisa superior? Simak analisis Bola.com di bawah ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Faktor Pelatih Bertangan Dingin
Keputusan manajemen PS Tira Persikabo mendatangkan Rahmad Darmawan jadi kunci utama kesuksesan. RD merupakan pelatih lokal sarat reputasi.
Ia telah malang melintang di berbagai klub elite. Mulai dari Persipura Jayapura, Sriwijaya FC, Persebaya Surabaya, dan Arema FC. Ia selama ini dikenal salah satu pelatih bergaji paling mahal.
Banderol RD meroket seiring rentetan prestasi yang dibukukan pelatih asal Lampung itu. Ia juara kompetisi kasta elite bersama Sriwijaya FC (2007-2008) dan Persipura (2005). Bahkan sang mentor sempat melanglang-buana berkarier di negeri tetangga Malaysia, T-Team Trengganu pada periode 2016-2017.
RD sempat menukangi Timnas Indonesia U-23 dengan sajian prestasi runner-up SEA Games 2011 dan 2013. Tak banyak pelatih lokal bisa sukses di level Tim Merah-Putih.
Memang pasca pulang dari Negeri Jiran Rahmad seret prestasi. Musim lalu ia gagal menyelamatkan Mitra Kukar dari jerat degradasi. Di paruh pertama Liga 1 2018, RD gagal menstabilkan performa Sriwijaya FC yang bertabur bintang di jajaran papan atas.
Lepas dari hal tersebut RD, yang pernah aktif berdinas di Kesatuan TNI AL, adalah pelatih berkualitas. Ia terbiasa menghadapi tekanan laga-laga berat.
Tira Persikabo beruntung bisa menggaetnya. Mereka butuh pelatih berkarakter untuk membentuk permainan tim yang seperti tak memiliki identitas tiga tahun terakhir.
Advertisement
Kuat Kolektivitas
Jika bicara komposisi skuat, materi pemain yang dimiliki PS Tira Persikabo tak istimewa. Mereka hanya sedikit memiliki pemain-pemain top.
Manahati Lestusen dan Abduh Lestaluhu, duo Maluku pelanggan Timnas Indonesia jadi ikon klub tiga musim terakhir. Selebihnya, klub yang satu ini hanya mengandalkan pemain-pemain muda plus didikan kesatuan TNI AD yang namanya tak mentereng.
Kondisi ini disadari betul oleh Rahmad Darmawan. Alih-alih membongkar tim dan mendatangkan pemain gres berbanderol mahal, ia justru memilih memaksimalkan pemain yang ada untuk kemudian membentuk karakter permainan tim.
Kalaupun berbelanja pemain, RD memilih berburu pemain murah meriah dengan mental pekerja keras. Jumlahnya pun tak banyak. Rifad Marasabessy (Madura United), Osas Saha (Persija), Vava Mario Zagalo (Persela), adalah deretan pemain muka baru Tira Persikabo.
Mereka didatangkan menyesuaikan kebutuhan. RD hanya menambal kelemahan yang ditinggalkan pelatih lawas.
Tira Persikabo bermain amat kolektif di tangan Rahmad. Tak ada satu pun pemain bermain individu.
Banyaknya pemain yang tak top di tim juga menguntungkan bagi Rahmad Darmawan untuk menggeber strategi kejutan. Banyak tim tak hafal karakter permainan penggawa-penggawa The Army yang bukan selebritas perhelatan Liga 1.
Pembelian Pemain Asing yang Cerdik
PS Tira Persikabo harus merelakan kehilangan mesin gol mereka, Aleksandar Rakic, yang memilih hengkang ke klub bertabur bintang, Madura United. Namun, kepergian sang predator tak ditangisi berlebihan.
Rahmad membangun ulang komposisi legiun asing PS Tira Persikabo. Tak ada lagi pemain stylis macam Gustavo Lopez di jajaran skuat. Pemain-pemain impor yang ada tim punya kesamaan: pekerja keras dan bermain buat tim.
Ciro Silva (penyerang/Brasil), Loris Arnaund (penyerang/Prancis), Parfait Eloumou (gelandang/Kamerun), Mountala Zoubairou (bek/Kamerun), Khurshed Beknazarov (gelandang/Tajikistan), bisa menggerek permainan tim. Peran mereka sangat sentral sebagai kuncian di masing-masing lini.
Para pemain pendatang bisa memahami folosofi permainan yang diinginkan RD yang dikenal sebagai pelatih kuat dalam membangun pertahanan dan serangan balik.
Advertisement
Pemilihan Strategi yang Tepat
Rahmad Darmawan salah satu nakhoda yang punya backround kuat di kepelatihan fisik. Tim-tim yang ditanganinya dikenal sebagai tim yang prima kebugarannya.
Hal tersebut terlihat di PS Tira Persikabo. Manahati Lestaluhu cs. tampil prima dengan patron permainan serangan balik cepat. Menurut bocoran lingkar dalam tim, RD selalu memasukkan sesi latihan fisik khusus untuk menjaga indurance para pemainnya.
Bicara soal patron permainan, RD amat jeli memahami karakter pemain-pemain yang ia miliki. Dengan pondasi 4-2-3-1 dan 4-3-3, Tira Persikabo bermain dengan style counter attack cepat.
Klub beruntung memiliki pemain-pemain cepat macam: Rifad Marasabessy dan Abduh Lestaluhu, untuk memuluskan strategi di atas.