Bola.com, Jakarta - Persebaya Surabaya tanpa ampun menghajar Persib Bandung 4-0 pada duel pekan ketujuh Shopee Liga 1 2019 itu bakal digelar di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat malam (5/7/2019). Djadjang Nurdjaman alias Djanur jadi sosok kunci sukses Tim Bajul Ijo menanggok kemenangan telak.
Djanur, yang merupakan pemain legendaris Tim Maung Bandung serta mantan pelatih yang sukses memenangi gelar Indonesia Super League 2014, punya rekor mentereng menghadapi mantan klubnya.
Baca Juga
Duel Pelatih Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Paul Munster Pengalaman, Carlos Pena Memesona
Adu Gemerlap Pemain Asing Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Mewah! Panas di Tengah dan Depan
Sempat Diragukan, Lalu Bisa Kandaskan Arab Saudi: Yuk Bedah Taktik Timnas Indonesia, Kuncinya Perubahan Lini Depan
Advertisement
Dari 4 pertemuan itu, Djanur, sudah tiga kali meraih kemenangan atas Persib Bandung. Kemenangan perdana atas Persib terjadi saat Djanur masih membesut PSMS Medan.
Dalam laga Piala Presiden 2018, ia membawa tim asuhannya menang 2-0. Selanjutnya, ia dua kali membawa Persebaya menang atas Persib, tepatnya dalam ajang Liga 1 2018 (menang 4-1) dan Piala Presiden 2019 (2-0).
Kemenangan terakhir di Gelora Bung Tomo makin menegaskan keperkasaan Djanur atas Persib.
Sebelum laga, Djanur sempat menyebut pertemuan antarkedua tim bukan sebuah laga spesial.
"Menurut saya sama saya, tidak ada yang spesial. Kami kalau menang juga tetap mendapat tiga poin. Semua lawan sama di mata saya, tidak ada yang spesial," kata pelatih berusia 60 tahun tersebut.
Ekstremnya Djanur merasa sudah tidak punya ikatan dengan Persib lagi. Meski, dia mengakui bahwa klub yang berdiri pada 1933 itu sangat berjasa buat kariernya sebagai pemain maupun pelatih.
"Sekarang sudah jamannya media sosia. Mungkin Bobotoh Persib sudah lupa dengan saya. Saya tidak lagi ada lagi persoalan dengan mereka. Saya lebih bebas dan tidak dikaitkan dengan Persib lagi," ucap Djadjang Nurdjaman yang agaknya sudah tawar hati dengan Tim Pangeran Biru.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Luka Meninggalkan Persib
Walau mengaku tidak lagi memiliki masalah dengan Persib, realita mempertontonkan bahwa Djanur amat terobsesi ingin membuktikan kualitasnya ke mantan klub.
Kepergiannya dari Kota Kembang beberapa tahun silam terjadi lewat sebuah proses tak mengenakkan. Ia mundur sebagai pelatih kepala karena merasa hinaan bobotoh sudah keterlaluan.
Sang mentor mundur dari Persib sesaat setelah timnya kalah 1-2 dari Mitra Kukar dalam lanjutan kompetisi Liga 1 2017, Sabtu (15/7/2017).
Djanur, berujar keputusan tersebut sudah bulat. Bahkan, ia pun sudah meminta restu dari manajemen Persib.
"Dengan kekalahan hari ini, untuk sementara saya ingin istirahat dulu. Saya butuh resign, mundur dari kursi pelatih Persib. Saya tidak bisa mengangkat performa tim yang terus-terusan seperti ini," tutur Djanur seusai laga.
Kekalahan dari Mitra Kukar memang cukup berpengaruh terhadap keputusan Djanur. Apalagi, Persib sempat berpeluang menyamanakan kedudukan menjadi 2-2. Namun, eksekusi penalti Raphael Maitimo pada akhir laga gagal menyelamatkan Persib dari kekalahan.
"Kami akhirnya kalah lagi meski sebetulnya bisa menyamakan kalau saja penalti masuk dan dapat satu poin. Kami mengalami situasi sulit sekali di luar kandang, tetapi di kandang juga seperti itu," ucap Djanur.
"Anak-anak sudah berjuang dengan kondisi yang ada dengan kelelahan. Ritme dan determinasi pemain kami tidak pada level sebenarnya. Selamat kepada Mitra Kukar karena berhasil meraih tiga poin," jelasnya.
Soal mundur, ini bukan kali pertama disampaikan Djanur. Pria yang pernah menjadi asisten di Pelita Jaya tersebut mundur pasca-kekalahan 0-2 timnya dari Bhayangkara, Minggu (4/6/2017). Namun pada 12 Juni 2017, manajemen menolak keputusan Djanur.
Djanur pun kembali melatih. Untuk keputusan Djanur yang kedua, manajemen sejauh ini belum memberikan tanggapan.
Keluarga menjadi alasan Djanur saat menyatakan mundur untuk pertama kalinya. Banyak hujatan dari Bobotoh terhadap dirinya karena belum bisa membawa Persib Bandung sesuai harapan, membuat anak-anaknya sakit hati. Kedua putrinya itu lalu meminta sang ayah mundur sebagai pelatih tim Maung Bandung.
“Yang pasti, awalnya desakan keluarga. Anak-anak saya tiap hari merasa sakit hati dengan hujatan terhadap saya di media sosial,” kata Djanur.
Advertisement
Balas Dendam yang Elegan
Djadjang Nurdjaman punya peran besar dalam perjalanan sejarah Persib. Sebagai pemain ada dua gelar yang telah diberikan olehnya. Yakni dua kali gelar perserikatan pada tahun 1986 dan 1989.
Sementara itu, sebagai pelatih prestasi Djanur lebih mentereng. Sejak menjabat tahun 2012 dia telah memberikan empat gelar.
Rinciannya Celebes Cup tahun 2012, ISL 2014, Piala Presiden 2015, dan Piala Wali Kota Padang 2015. Selain itu Djanur juga mampu membawa Persib ke babak 16 besar Piala AFC.
Dengan segudang prestasi wajar bila kemudian ia kecewa dengan perlakuan bobotoh. Kemenangan 4-0 terasa sebuah balas dendam yang elegan baginya.
“Saya bersyukur berhasil menang telak. Bukan hanya itu, kami juga bermain efektif melawan Persib. Mereka memang bermain terbuka. Dengan situasi itu, kami bisa menciptakan peluang dan menang telak dan lebih leluasa menyerang,” kata pelatih yang akrab disapa Djanur itu dalam jumpa pers pasca laga.