Bola.com, Jakarta - Entah sudah berapa lembar uang seratusan ribu yang keluar dari saku Al Ferdinansyah, seorang pendukung Persija Jakarta dari Kota Bogor, Jawa Barat.
Hampir setiap pertandingan kandang, entah di Jakarta, Bekasi sampai Cikarang, ia datangi. Pada musim ini, harapan Ferdinand, panggilannya, cuma satu. Jika tidak dapat mengulangi prestasi pada musim lalu, menjadi Juara Liga 1, paling tidak, tim ibu kota masih bisa menghiasi papan atas klasemen.
Advertisement
Namun, keinginan Ferdinan belum terwujud untuk saat ini. Hingga pekan ke-13 Shopee Liga 1 2019, Persija Jakarta masih terjebak di zona degradasi. Ismed Sofyan dan kawan-kawan hanya mengoleksi tujuh poin dari delapan laga. Memang, tim berjulukan Macan Kemayoran ini masih menyimpan tiga partai tunda. Tapi, grafik menurun tentu mengundang kekhawatiran.
Dari tiga laga terakhir di Liga 1 2019, Persija nihil kemenangan. Rapornya, dua kali imbang dan sekali menelan kekalahan. Mirisnya, dua hasil seri itu didapatkan ketika bermain di kandang, saat bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pula, arena yang disebut-sebut angker untuk tim lawan.
Persib Bandung (1-1) dan Arema FC (2-2) adalah dua tim yang menahan imbang Persija di SUGBK. Satu kekalahan Macan Kemayoran datang dari Tira Persikabo. Memilukan, Persija dibantai 2-5 oleh pemuncak klasemen sementara tersebut.
Terbaru, Persija gagal memanfaatkan keunggulan 1-0 saat bertanding di SUGBK dan kalah 0-2 dari PSM Makassar pada final Piala Indonesia yang berlangsung dua leg. Awan gelap belum mau menjauhi tim ibu kota.
Ferdinan mengeluhkan harga tiket pertandingan Persija Jakarta yang tak sebanding dengan hiburan yang disajikan Riko Simanjuntak cs. di atas lapangan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tiket Mahal
Saat Macan Kemayoran bertanding di SUGBK, lelaki berusia 25 tahun ini harus merogoh kocek sebesar Rp145 ribu untuk membeli tiket. Harga tiketnya memang Rp75 ribu. Sisanya, uang patungan untuk membayar bus sewaan. Harga tersebut merupakan paket. Ferdinan tak bisa hanya membayar tiket tanpa uang menyewa bus.
Ferdinan yang kecewa karena Persija ditahan 2-2 oleh Arema FC, 3 Agustus, melampiaskan kekecewaannya di akun Instagram pribadinya. "Tiketnya mahal, mainnya jelek," tulis Ferdinan dalam insta story-nya.
Kepada Bola.com, Ferdinan melampiaskan kekecewannya yang selama ini hanya bisa ia sampaikan melalui media sosial. "Gondok berkelanjutan. Akhir-akhir ini tiket makin susah didapat. Kecuali melawan Arema FC, tiket menjadi barang langka. Walaupun mahal, mau tidak mau, ya tetap dibeli," kata pekerja di bank swasta nasional ini.
Sekali memakai SUGBK, Persija perlu menyetor Rp1,4 miliar kepada pengelola. Dengan rincian, Rp450 juta biaya sewa dan sisanya sebagai jaminan yang tak mengendap.
Dari pertandingan melawan Persib dan Arema FC di SUGBK, total penonton yang tersedot mencapai 121.366 ribu orang. Jika jumlah tersebut dikalikan harga tiket rata-rata Rp75 ribu, maka Persija Jakarta mengantongi minimal Rp9,1 miliar dari hasil penjualan tiket, yang belum dikurangi untuk biaya penyelenggaraan pertandingan.
Advertisement
Kepercayaan itu Masih Ada
Kala sebagian penggemar mulai ragu dengan penampilan Persija, masih ada satu fans yang percaya Macan Kemayoran akan bangkit. Ia adalah komika papan atas Tanah Air, Abdul Aziz Batubara atau yang tenar dengan nama panggung Adjis Doaibu.
"Masalah Persija mungkin ada di strategi. Kan sempat fokus di Piala Indonesia. Apalagi kompetisi masih panjang, masih ada putaran kedua juga. Gue rasa tidak mungkin Persija tak akan bangkit. Pelatihnya sudah sekaliber Julio Banuelos. Masih ada Marko Simic juga. Untuk menembus posisi lima besar klasemen, masih mungkin," kata Adjis kepada Bola.com, belum lama ini.
Adjis juga masih percaya dengan racikan Banuelos, meski sejak menangani Persija pada Juni lalu, Macan Kemayoran baru meraih satu kemenangan di Liga 1 2019.
Pelawak tunggal berusia 31 tahun ini berkaca kepada tangan dingin Stefano Cugurra Teco ketika masih melatih Persija. Sempat dituntut untuk mundur saat pekerjaannya baru seumur jagung, 2017 lalu, arsitek asal Brasil itu malah memberikan tiga trofi untuk Macan Kemayoran pada tahun lalu.
"Kita harus percaya dengan Banuelos sih. Karena kasusnya mirip Teco. Banyak banget tuntutan dari orang-orang yang menyuruh Teco mundur. Eh tahunya dia memberikan gelar," kata Adjis, optimistis.