Bola.com, Bandung - PSS Sleman menjadi satu di antara kontestan Shopee Liga 1 2019 yang pernah menggunakan moda transportasi kereta api saat melakoni laga tandang, seperti yang dilakukan skuat Elang Jawa ketika mengunjungi markas Persib Bandung.
Bagus Nirwanto dkk. dijadwalkan meladeni tuan rumah Persib Bandung dalam laga pekan ke-17 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jumat (30/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro, memboyong 18 pemain menuju Kota Kembang dengan menggunakan kereta api.
Seluruh pemain PSS, tim pelatih, dan ofisial berangkat dengan menaiki kereta api Lodaya Pagi dari Stasiun Tugu, Kota Yogyakarta, Rabu (28/8/2019), jam 08.00 WIB.
Ini merupakan kali kedua PSS melakukan perjalanan darat dengan kereta api pada musim 2019.
PSS menggunakan moda kereta api saat melakoni partai tandang ke markas Madura United (31/7/2019). PSS justru berhasil meraih poin penuh dalam pertandingan itu.
Seto Nurdiyantoro lantas berbagi cerita, saat bersama skuat PSS Sleman menaiki kereta ke Bandung.
"Meski sama-sama jalur darat, tentu ada perbedaan ketika naik kereta dengan bus. Pemain lebih banyak istirahat dan lebih rileks," ujar Seto kepada Bola.com, Kamis (29/8/2019).
"Pemain juga tidak jenuh, bisa mondar-mandir, jalan-jalan ke gerbong lain. Siapa tahu pemain yang masih jomblo, dapat cewek cantik di kereta, karena kalau dengan bus tim, kan semuanya cowok," katanya dengan nada bercanda.seto nur
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mencoba Menikmati Perjalanan
Seto mengaku lebih memilih menggunakan kereta api dibandingkan bus mengingat jalur Yogyakarta menuju Bandung memiliki banyak alternatif pilihan kereta. Selain itu tentunya kereta lebih cepat waktu tempuhnya ketimbang bus.
"Kalau bisa naik pesawat, sebenarnya ya lebih baik, karena pasti lebih cepat sampai. Ini risiko yang harus dihadapi dan kami harus pandai mengantisipasinya," ungkap Seto.
Advertisement