Bola.com, Malang - Suasana latihan Arema pada Rabu sore (11/9/2019) di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, tampak lebih hidup dari biasanya. Hanif Sjahbandi sudah kembali setelah melakoni tugas bersama Timnas Indonesia.
Gelandang 22 tahun ini sudah tiga pekan meninggalkan Arema. Saat kembali lagi, dia disambut seperti pemain baru. Hanif menjabat tangan satu per satu pemain, pelatih, dan ofisiial.
Advertisement
Selama membela Timnas Indonesia, Hanif belum dapat kesempatan bermain dalam dua laga putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, melawan Malaysia (5/9/2019) dan Thailand (10/9/2019).
Meski demikian, Hanif tetap mendapat apresias karena pada awalnya dia anya dipanggil dengan status hanya ikut latihan saja. Tetapi, pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy, ternyata mendaftarkannya dalam skuat kualifikasi Piala Dunia 2022.
"Meski belum dapat kesempatan main, saya merasa ada pengalaman. Harus banyak belajar untuk lebih baik ke depan," ujar Hanif.
Timnas Indonesia menelan dua kekalahan di kandang sendiri, masing-masing 2-3 dan 0-3 dari Malaysia serta Thailand. Banyak kiritikan tajam diarahkan kepada pemain dan pelatih Tim Garuda.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jadwal Padat
Saat ditanya tentang kondisi pemain pasca dua kekalahan tersebut, Hanif tak bisa banyak memberikan komentar. Termasuk tentang kiper Andritani Ardhiyasa, yang paling banyak dapat hujatan.
"Saya tidak bisa berkomentar tentang sudara sendiri. Semua yang ada di timnas sudah seperti keluarga. Kalau dibilang permainannya kacau sih, enggak. Tapi, ini bukan ranah saya untuk berkomentar," jelas mantan pemain Persiba Balikpapan itu.
Pengamat sepak bola nasional sempat menyatakan jadwal kompetisi yang padat membuat pemain di Timnas Indonesia kehabisan tenaga. Ketika dikonfirmasi terkait kebenarannya, Hanif mengaku setuju.
"Saya tidak ingin mencari siapa yang salah. Itu (jadwal kompetisi yang padat) bisa dinilai sendiri. Kalau saya lihat, Malaysia dan Thailand pemainnya lebih bugar karena kompetisi berhenti," kata Hanif.
Advertisement