Bola.com, Jakarta - Penyerang flamboyan Persija Jakarta, Bambang Pamungkas, turut mengomentari kejadian pelemparan batu terhadap rombongan bus Persib Bandung ketika hendak melintasi Tol Jagorawi, Sentul, Kabupaten Bogor, Sabtu (14/9/2019).
Bepe, panggilan karibnya, mengenang teror yang serupa saat bus Persija Jakarta diserang di Makassar saat ingin berhadapan dengan PSM pada leg kedua final Piala Indonesia, akhir Juli lalu.
Baca Juga
Advertisement
"Setelah sebelumnya menimpa Persija Jakarta, sekarang giliran bus yang membawa Persib Bandung mengalami pelemparan batu oleh oknum suporter hingga dua pemain mengalami luka-luka," tulis Bepe dalam akun Instagramnya, @bepe20.
"Saya sependapat dengan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), kejadian ini harus segera direspons secara tegas oleh PSSI, PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi, dan kepolisian."
"Karena apapun alasannya, kekerasan dalam ruang lingkup sepak bola sudah tidak dapat ditoleransi lagi," lanjut unggahan tersebut.
Apabila pihak-pihak yang berkepentingan bergerak lambat, Bepe khawatir. Ia takut minimnya sanksi membuat kejadian tersebut terulang.
"Musim ini Persija Jakarta dan Persib Bandung telah mengalami tindakan kekerasan oleh oknum suporter. Jika tidak ada tindakan tegas dari pihak-pihak yang terkait, saya khawatir hal ini akan terus berulang dan menimpa tim-tim yang lain," tutur pemain berusia 39 tahun ini.
"Fanatisme suporter di Indonesia memang luar biasa, ini adalah aset yang sangat berharga bagi sepak bola kita. Namun jika hal tersebut sudah malampaui batas, maka dapat berujung anarki, dan pada akhirnya akan merugikan kami semua," imbuh Bepe.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sejumlah Kemungkinan
Bepe mencoba menelaah sejumlah kemungkinan apabila suporter terus bertindak anarki. Satu di antaranya ialah potensi kompetisi bubar di tengah jalan.
"Coba bayangkan. Jika dikarenakan tindakan suporter tersebut membuat izin keamanan, dan penyelenggaraan pertandingan sepak bola menjadi sulit didapat?" kata Bepe.
"Atau dikarenakan sepak bola sudah dianggap menjadi aktivitas yang membahayakan masyarakat, maka pemerintah mencabut rekomendasi kompetisi, sehingga dengan sangat terpaksa kompetisi harus dihentikan?"
"Jika amit-amit sampai begitu, siapa yang kemudian dirugikan? Pernahkah itu terpikir di benak kita? Secara prestasi sepak bola Indonesia ini belum memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan. Jadi jangan lagi ditambah dengan hal-hal yang sifatnya memperburuk citra sepak bola Indonesia," terang Bepe.
Mengakhiri pernyataannya, Bepe mengajak seluruh suporter untuk berhenti melakukan tindakan yang berdampak negatif. "Saya masih percaya jika kita semua adalah orang-orang beradab. Maka dari itu mari kita hentikan kebiasaan buruk ini," kata Bepe, mengakhiri.
Advertisement