Bola.com, Jakarta - Setelah Timnas Indonesia U-16 menghujam gawang Kepulauan Mariana Utara 15 kali, pelatih Bima Sakti Tukiman bercerita mengenai pembicaraannya dengan legenda Barcelona yang kini melatih klub Liga Qatar, Al Sadd.
Sedari awal, Timnas Indonesia U-16 sudah diprediksi akan berpesta gol pada matchday ketiga Kualifikasi Piala AFC U-16 2020 Grup G di Stadion Madya, Jakarta, Rabu (18/9/2019) tersebut.
Baca Juga
Reaksi Media Vietnam terhadap Lancarnya Proses Naturalisasi Kevin Diks: Pemain Berkualitas Nih, Bek tapi Cukup Tajam
Pakai Pemain Muda di Piala AFF 2024, PSSI Masih Tunggu Daftar Nama Pemain dari Shin Tae-yong
Lewat Rapat Paripurna 9 Menit, DPR Setujui Naturalisasi Kevin Diks untuk Timnas Indonesia: Tinggal Keppres, Sumpah, Perpindahan Federasi
Advertisement
Bagi Bima Sakti, kemenangan atas Mariana Utara tak sekadar berhasil mencetak banyak gol. Lebih dari itu, Marselino Ferdinan dan kawan-kawan dituntut untuk bermain konsisten.
"Saya selalu bilang ke pemain. Kemenangan memang merupakan suatu tujuan. Namun yang paling penting adalah proses yang baik. Bagaimana kami bisa mencetak gol dan bagaimana kami memenangkan pertandingan," kata Bima Sakti.
Bima Sakti lantas teringat perkataan Xavi. Xavi mengatakan tak pernah ditargetkan menjadi juara kala masih meninba ilmu di La Masia, akademi tersohor milik Barcelona.
Pertemuan dengan Xavi membuat Bima Sakti termotivasi dalam menangani Timnas Indonesia U-16.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berjumpa di Qatar
Bima Sakti berjumpa dengan Xavi di Qatar ketika Timnas Indonesia U-16 mengikuti turnamen berlabel U-16 Four Nations Tournament 2019 di Doha pada 25-29 Agustus 2019 bersama Qatar, Yordania, dan Maladewa.
"Saya pernah bertemu Xavi. Dia bilang, dia tak diajari untuk menjadi juara di La Masia. Tapi, dia diajari untuk bisa memenangkan pertandingan dengan proses yang baik. Bukan berarti bermain jelek, lalu harus menang. Karena tujuan usia muda bukan begitu," kata Bima Sakti.
"Kalau timnas senior kan, yang penting bagaimana juara walaupun bermain jelek. Tapi, mereka ini yang paling penting bagaimana mencetak gol yang baik. Kemudian, bukan hanya itu saja, juga respek dengan lawan, wasit," tuturnya.
Advertisement