Bola.com, Surabaya - Manuchehr Jalilov bisa dibilang mengalami nasib sial setelah gabung Persebaya. Bursa transfer pemain ditutup pada Senin (16/9/2019), namun namanya dicoret dari skuat Bajul Ijo sehari setelahnya, pada Selasa siang.
Pemain asal Tajikistan itu menjadi tumbal Persebaya demi merekrut Diogo Campos. Persebaya mengeluarkan alasan yang terkesan mengada-ada, bahwa Jalilov akan disibukkan dengan agenda Timnas Tajikistan sehingga merugikan tim Bajul Ijo selama Oktober nanti.
Advertisement
Padahal, Jalilov telah tiba dari Tajikistan di Surabaya pada Minggu (15/9/2019). Sehari setelahnya, Senin sore, dia mengikuti latihan bersama Persebaya. Namanya kemudian diumumkan dicoret pada Selasa oleh situs resmi dan akun media sosial klub.
Agen Jalilov, Ratna Mustika, sangat menyayangkan keputusan yang dibuat oleh manajemen Persebaya. Sebab, dia berusaha mengontak Candra Wahyudi, manajer Persebaya, sejak jauh hari dan tidak mendapat respons.
"Yang disesalkan, Manu (Jalilov) diputus kontrak sehari setelah bursa transfer ditutup. Sejak 30 Agustus, sudah saya tanyakan berkali-kali ke manajer Persebaya, apakah Manu dicoret, tapi tidak pernah dijawab. Padahal, ada beberapa tim lain yang mau merekrut Manu," ungkap wanita yang akrab disapa Dr. Tika itu kepada Bola.com.
Nasib Jalilov kini menggantung. Dia tidak memiliki klub karena bursa transfer pemain di kebanyakan negara lain juga sudah ditutup. Mentalnya kini benar-benar turun dan membuatnya enggan berbicara kepada awak media.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Preseden Buruk
Perlakuan Persebaya ini tentu menjadi preseden buruk dalam merekrut pemain asing oleh klub Indonesia. Padahal, Jalilov tercatat memiliki prestasi gemilang dalam kariernya.
"Kasihan Manu. Dia ini pemain Timnas Tajikistan dengan memiliki banyak caps (penampilan). Dia pernah jadi top scorer di Liga Tajikistan, tiga kali. Dia juga jadi pemain terbaik di Piala AFC 2017," ucap Ratna Mustika.
"Artinya, Manu ini bukan pemain kaleng-kaleng, tapi kok diperlakukan secara zalim seperti ini. Ya bagaimana, bursa transfer di negara lain sudah ditutup, jadi Manu masih belum punya klub," imbuh Dr. Tika.
Sampai sekarang belum ada pembicaraan lebih jauh antara Persebaya dan Jalilov mengenai kontrak dan kompensasi. Namun, alasan dan waktu pemecatan sangat tidak tepat karena dinilai berpotensi merusak karier pemain.
"Ini bukan soal uang. Sebagai pemain sepak bola, Manu butuh klub supaya dia bisa bermain dan membela timnasnya. Tapi, perlakuan manajer Persebaya seperti ini. Seharusnya kalau ngomong dari awal, Manu bisa bergabung klub lain," ujar Tika.
Sampai berita ini ditulis, Bola.com terus berusaha menghubungi Candra Wahyudi. Namun, dia tidak merespons. Selama beberapa pekan terakhir, Candra Wahyudi enggan diwawancara wartawan secara langsung dan hanya mau melontarkan pernyataan lewat situs resmi klub.
Advertisement