Bola.com, Surabaya - Timnas Indonesia U-16 berhasil lolos ke putaran final Piala AFC U-16 2020 setelah melewati kualifikasi. Mereka bermain 0-0 kontra China dalam partai terakhir Grup G di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (22/9/2019) malam.
Hasil itu membuat Timnas Indonesia U-16 harus puas finis di posisi runner-up Grup G di bawah China. Kedua tim ini sebenarnya sama-sama mengoleksi 10 poin dalam empat laga. Namun, China lebih unggul dalam selisih gol.
Advertisement
Tim arahan Bima Sakti lolos dengan status peringkat kedua dari empat runner-up terbaik yang mendapat jatah lolos. Raihan ini bukan yang terbaik karena Timnas Indonesia U-16 pada edisi sebelumnya lolos dengan status juara grup.
Pengamat sepak bola asal Surabaya, Ferril Raymond Hattu, memandang permainan Timnas Indonesia U-16 sangat apik selama empat laga kontra China, Filipina, Brunei, dan Kepulauan Mariana Utara.
Marcel Januar Putra dkk. berhasil mencetak 27 gol dan hanya kebobolan sekali. Namun, Ferril menilai raihan ini bukan yang istimewa.
“Menurut saya, ini hal yang wajar kalau Timnas Indonesia U-16 bisa meraih hasil yang bagus seperti itu. Semua orang tahu timnas kita ini tampil baik di level usia muda, tapi melempem di level senior. Lagipula, lawan selama kualifikasi juga negara yang ringan, hanya China yang berat,” kata Ferril kepada Bola.com, Senin (23/9/2019).
Legenda Tim Merah Putih itu membeberkan fakta bahwa Timnas Indonesia U-16 memiliki banyak catatan gemilang di level Asia sejak lama. Raihan terbaik mereka selama ini adalah menjadi semifinalis pada Piala AFC U-16 1990.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tak Perlu Dirayakan
Artinya, keberhasilan lolos ke putaran final bukan catatan baru untuk Timnas Indonesia U-16. Ferril merasa tak perlu berbangga dengan hasil itu.
“Edisi sebelumnya Timnas Indonesia U-16 malah bisa menembus babak perempat final. Padahal kalau lolos ke semifinal bisa masuk Piala Dunia U-17. Jadi, ini normal saja. Tidak perlu dirayakan,” ungkap pria yang menjabat kapten Timnas Indonesia saat meraih medali emas SEA Games 1991 itu.
“Sejak zaman saya masih main, timnas kita di usia remaja itu selalu bagus. Lihat contohnya Timnas Pelajar yang bahkan bisa bersaing di level dunia. Bagi saya, kalau hanya kualifikasi dan lolos putaran final itu sudah memang seharusnya,” imbuh Ferril.
Di sisi lain, masyarakat Indonesia bersukacita menyambut keberhasilan Timnas Indonesia U-16. Anak-anak muda itu telah menjadi obat mujarab setelah Timnas Indonesia senior bermain kacau dengan takluk dari Thailand dan Malaysia dalam kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.
“Sekarang tinggal bagaimana PSSI bisa menjaga mental dan kemampuan anak-anak itu bisa terus tampil baik sampai usia senior. Memang tidak mudah, tapi harus memikirkan caranya. Seharusnya timnas senior malu melihat hasil ini,” tutur Ferril.
Advertisement