Sukses


Hanif Sjahbandi, Keberuntungan di Arema dan Timnas Indonesia

Bola.com, Malang - Gelandang Arema FC, Hanif Sjahbandi tengah dinaungi keberuntungan. Tak hanya di Timnas Indonesia, tapi juga di klub.

Di Timnas Indonesia, awalnya Hanif hanya dipanggil untuk latihan bersama. Namun, pelatih Simon McMenemy memberikan rekomendasi untuk didaftarkan di Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Di Arema, Hanif baru saja mencetak gol kedunya musim ini pada pekan lalu. Tepatnya saat tim Singo Edan melawan PSS Sleman di Stadion Kanjuruhan (24/9/2019).

Setelah itu, dia dipanggil kembali ke Timnas Indonesia senior untuk lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Saat bertemu Bola.com, dia bercerita tentang sisi lainnya. Mulai siapa saja inspirasi dalam dunia sepak bola, sampai banyaknya permintaan nyeleneh dari fans. Berikut wawancaranya.

Siapa yang sampai saat ini jadi sumber inspirasi kamu dalam berkarier di sepak bola?

Sejak kecil saya menjadikan Zinedine Zidane sebagai inspirasi. Bermula dari almarhum ayah saya yang mengidolakan Zidane di Piala Dunia 2006. Waktu itu saya mulai suka sepak bola dan hanya tahu Zidane.

Setelah berlalu, saya mulai mencari banyak informasi tentang Zidane. Ternyata dia juga pemain Muslim dan prestasinya luar biasa. Permainannya juga bagus. Itu yang membuat saya makin suka dan menjadikan inspirasi sampai saat ini baik di Timnas Indonesia maupun Arema.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Bicara Tentang Fans

Selain Zidane, apa sekarang juga ada idola baru yang dijadikan contoh dalam mengembangkan permainan di lapangan?

Pasti ada. Semakin ke sini banyak hal yang saya pelajari untuk jadi gelandang, yakni Kevin de Bruyne (Manchester City), Paul Pogba (Manchester United). Mereka pemain yang bagus dalam sepakbola modern.

Selain itu, di Indonesia juga banyak pemain yang saya ikuti permainannya. Seperti senior saya dulu di Arema, Ahmad Bustomi. Kalau sekarang, Hendro Siswanto yang saya jadikan inspirasi.

Sedangkan untuk lawan yang paling sulit dihadapi di lapangan siapa?

Kalau lawan, ada juga pemain yang juga rekan di timnas. Evan Dimas yang jadi pemain sulit diharapi. Selain itu Zulfiandi. Saya jadikan kedua pemain ini juga pacuan untuk bisa lebih berkembang. Bahkan bisa melampaui mereka. Sekarang Evan dan Zulfiandi itu dua di antara gelandang yang bagus di Indonesia.

Sekarang, kamu jadi salah satu pemain yang punya banyak fans di Arema, bagaimana meladeni mereka?

Fan saya jadikan salah satu semangat. Karena mereka kadang memberikan dukungan ketika saya dalam keadaan terpuruk. Tapi kalau di medsos, saya tidak terlalu aktif. Biasanya hanya beberapa yang ditanggapi. Saya sendiri tidak bisa setiap saat membuka HP.

Apa permintaan paling aneh dari fan?

Banyak sih. Ada yang minta ini, itu, menikah dan segala macam. Hehe. Tapi kalau sesuatu yang berlebihan itu kan kurang bagus. Jadi saya lihat saja biasanya. Kalau meminta foto bersama, saya tanggapi.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer