Bola.com, Bangkalan - Zah Rahan menyambut dengan ramah kehadiran Bola.com saat tiba di kediamannya di Surabaya, Sabtu (5/10/2019). Senyumnya mengembang dan langsung mengajak berbincang seputar sepak bola, terutama Madura United.
Dia mengajak Bola.com duduk di sebuah taman di samping kolam renang. Sekilas, Zah Rahan tidak terlihat seperti seorang pesepak bola yang sedang mengalami cedera. Langkah kakinya biasa saja dan tidak menemui kendala.
Advertisement
"Kaki saya ini sudah gatal ingin kembali ke lapangan dan menendang bola. Tapi, saya harus bersabar. Sekarang belum waktunya untuk berlari dan bertanding," kata Zah Rahan.
Kabar kembalinya Zah Rahan sudah lama tersiar. Dia kembali ke Surabaya, di tempat kediamannya, sejak 24 September, setelah menjalani terapi di Jakarta. Dia juga menyempatkan hadir dalam pertandingan Madura United kontra Persela Lamongan (24/9/2019).
Gelandang asal Liberia itu juga beberapa kali datang ke latihan Madura United di Stadion Gelora Bangkalan, Bangkalan. Tetapi, dia masih menjalani latihan secara terpisah di bawah pengawasan tim medis Laskar Sape Kerrab.
Mantan pemain Persipura Jayapura itu seharusnya berjuang bersama rekan-rekannya di Madura United dalam memperebutkan gelar juara Shopee Liga 1 2019. Sayang, dia mengalami cedera otot paha yang membuatnya harus absen hingga akhir musim.
Semua itu diawali sehari sebelum Madura United menghadapi Persela Lamongan di Stadion Surajaya, Lamongan (17/5/2019).
Sehari menjelang pertandingan, sebagaimana lazimnya pemain yang akan bertanding, Zah Rahan bersama pemain Madura United menjalani latihan resmi. Petaka terjadi dalam sesi tersebut di Stadion Surajaya (16/5/2019).
Zah Rahan, yang mengambil ancang-ancang melepas tembakan, mendadak mengeluh kesakitan pada bagian paha kanan. Tim medis Madura United langsung bergerak melakukan pemeriksaan dan hasilnya mengejutkan banyak pihak.
Dia mengalami ruptured rectus femoris atau putusnya otot pangkal paha. Dari situ dokter memvonis dia harus absen sampai akhir musim. Beberapa hari kemudian, pemain berusia 34 tahun itu menjalani operasi di Jakarta.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mental Jatuh
Saat akan memulai berbicara, sorot mata Zah Rahan langsung berubah, dari ceria menjadi agak sayu. Dia menarik napas panjang sebelum mencurahkan isi hatinya.
"Mental saya sangat jatuh sekali mendengar vonis itu. Ini cedera terparah yang pernah saya alami. Selama ini saya juga selalu tampil penuh selama semusim. Semua orang tahu, saya pemain andalan di setiap tim yang saya bela," ucap Zah Rahan.
Ucapan itu bisa jadi terkesan bernada angkuh bagi seorang pemain, tetapi bukan omong kosong belaka. Selama berkarier di Indonesia, Zah Rahan memang pemain papan atas yang selalu menjadi andalan lini tengah tim yang dibelanya.
Catatan itu dimulai bersama Persekabpas Pasuruan pada Divisi Utama 2006 (saat itu kasta tertinggi). Gabung klub kecil yang minim tradisi, Zah Rahan membawa Persekabpas menjadi peringkat empat di akhir musim, di bawah Persik Kediri, PSIS Semarang, dan Persmin Minahasa.
Berikutnya, dia berseragam Sriwijaya FC pada 2007-2010, yang dibawanya meraih tiga trofi Piala Indonesia dan satu gelar Divisi Utama 2007. Hijrah ke Persipura Jayapura, dia mempersembahkan dua titel Indonesia Super League musim 2010-2011 dan 2013.
Catatan itu cukup membuktikan pemain berpostur 167 cm itu memang selalu memegang peran penting. Tak terkecuali saat membela Madura United sejak musim lalu hingga pramusim ini. Pantas saja cedera itu membuatnya syok.
Advertisement
Berusaha Tegar
Zah Rahan berusaha tegar dengan situasi yang harus dihadapinya. Dia berusaha memahami kondisinya.
"Kaki saya terlalu lelah dipakai untuk bertanding dan berlatih. Jadwal di Indonesia ini sangat padat dan saya kurang istirahat. Kata dokter, akumulasi dari aktivitas padat itu yang membuat otot paha saya putus," ungkapnya.
Setelah lewat empat bulan, Zah Rahan berangsur pulih. Namun, dia tetap harus menjalani terapi. Tim medis juga memberinya tugas beberapa porsi latihan ringan untuk menjaga kebugaran.
"Saya belum bisa kembali ke lapangan. Dokter belum membolehkan saya. Jadi, aktivitas saya hanya berlatih di gym. Saya sendiri berusaha mengatur semuanya lewat ini (sambil menunjukkan ponsel pintar). Semua jadwal saya diatur di sini," tuturnya.
Zah Rahan belum benar-benar pulih dan tidak bisa bertanding seperti sedia kala. Dia memerlukan waktu sampai tiga bulan lagi.
"Musim depan saya pasti bisa kembali," ucapnya singkat.