Sukses


3 Penyebab Timnas Indonesia Babak Belur di Kandang UEA

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia melanjutkan catatan buruk dalam laga babak kedua Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Kali ini, mereka ditekuk dengan skor telak 0-5 saat mengadapi Uni Emirat Arab di Stadion Almaktoub, Dubai, Kamis (10/10/2019). 

Lima tersebut dicetak oleh Khalil Ibrahim (41'), Ali Mabkhout (51', 63-penalti, 72'), dan Tareq Hassan. Kekalahan ini menjadi yang ketiga secara beruntun dialami Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Hasil ini membuat catatan buruk Timnas Indonesia melawan tim asal Timur Tengah bertambah. Dengan demikian, Timnas Indonesia belum bisa menang dalam 11 laga terakhir melawan tim asal Timur Tengah.

Menelan tiga kekalahan secara beruntun juga menjadi raihan terburuk Timnas Indonesia sejak 11 tahun terakhir. Timnas Indonesia tercatat terakhir kali menelan tiga kekalahan beruntun pada 2008 pada ajang Piala AFF. 

Sementara itu, kekalahan ini menjadi yang keempat dialami Timnas Indonesia dalam tim asuhan Simon McMenemy. Pelatih asal Skotlandia bisa dibilang sebagai pelatih terburuk, setidaknya dalam satu dekade terakhir.

Bersama Simon McMenemy, Timnas Indonesia sejauh ini hanya meraih dua kemenangan dalam enam laga yang sudah dimainkan. Catatan gol yang mampu dicetak Timnas Indonesia adalah 11 gol berbanding 15 kali kebobolan. 

Kekalahan 0-5 dari UEA membuat posisi Timnas Indonesia kian terjepit. Tim Merah-Putih terjebak di dasar klasemen sementara Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 dengan nol poin. Situasi ini makin mengecilkan peluang Timnas Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia. Apalagi laga-laga sisa terbilang berat dengan tuntutan wajib menang.

Permainan Hansamu Yama dkk. sangat amburadul dalam meladeni Uni Emirat Arab. Bola.com telah merangkum tiga penyebab Timnas Indonesia babak belur pada laga ini. Simak ulasannya:

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Compact Defense Amburadul

Pada 30 menit, Timnas Indonesia mampu memainkan compact defense dengan menjaga rapat pertahanan sendiri. Hal itu sempat menyulitkan para pemain UEA yang berusaha mencari celah untuk mencetak gol.

UEA kemudian mencetak gol tanpa melewati lini pertahanan Timnas Indonesia. Sebab, gol pertama itu lahir akibat kesalahan kiper Wawan Hendrawan saat lawan melepas tembakan, dia mencoba menangkap bola, alih-alih menepis dan membuangya ke luar lapangan. 

Dalam situasi compact defense ini, upaya para pemain Timnas Indonesia untuk mau maju dan berinisiatif menyerang sangat minim. Beberapa kali pemain belakang atau tengah UEA dengan mudah mematahkan serangan Indonesia.

3 dari 4 halaman

Blunder Kiper dan Bek

Wawan Hendrawan melakukan kesalahan fatal yang melahirkan gol pertama. Tak cuma itu, dia juga sempat beberapa kesalahan lain. Lahirnya gol keempat juga merupakan kesalahannya dalam mengambil keputusan saat pemain lain melakukan aksi individu.

Tak hanya Wawan, gelandang Zulfiandi juga salah mengirim umpan yang melahirkan gol kedua UEA. Dia dan para pemain belakang sempat berusaha mengejar dan berusaha merebut kembali tapi tak berhasil.

Gol ketiga UEA yang lahir lewat titik putih dimulai saat Hansamu Yamu melakukan handball di kotak penalti. Tangannya mengenai bola di kotak terlarang setelah pemain UEA melepas tembakan keras.

4 dari 4 halaman

Pemain Tengah dan Depan Minim Kreasi

Tak banyak ancaman yang dilakukan oleh pemain depan dan tengah Timnas Indonesia pada laga ini. Beto Goncalves yang biasanya piawai menyulitkan lawan dibuat tak berdaya. Hanya Irfan Bachdim yang sesekali memiliki kesempatan menekan, tapi tidak dibantu rekan-rekannya.

Duo pemain sayap, Andik Vermansah dan Dendi Santoso, juga semakin menambah kebuntuan serangan. Tak banyak aksi yang mereka lakukan dari sisi samping untuk mencoba membuat UEA kerepotan dengan serangan mereka. 

Lalu, dua gelandang, Zulfiandi dan Hanfi Sjahbandi pun juga hampir sama. Dalam situasi bermain bertahan, dia berada di belakang membantu pertahanan. Sayang, keduanya juga tak banyak membantu.

Video Populer

Foto Populer