Sukses


Caketum PSSI yang Ikut Program di TVRI Terancam Diskualifikasi?

Bola.com, Jakarta - Calon Ketua Umum (caketum) PSSI yang menjadi pembicara dalam program "Calon Ketua Umum PSSI Bicara Bola" di TVRI pada Rabu (16/10/2019) malam WIB persembahan Yayasan Vamos Indonesia Perkasa disebut terancam diskualifikasi dari Komite Pemilihan PSSI.

Direktur Program dan Berita TVRI, Apni Jaya Putra, mendapatkan dua kali teguran dari PSSI untuk membatalkan program tersebut. Ia mendengar, bahwa caketum yang memaksakan untuk menjadi narasumber bakal tereleminasi dari Kongres Pemlihan PSSI pada 2 November 2019.

Adapun, sejumlah caketum PSSI mulanya akan menjadi pembicara, di antaranya adalah Rahim Soekasah, Vijaya Fitriyasa, Fary Djemy Francis, dan Afen Hinelo.

Apni menyebut pihaknya mengubah program tersebut menjadi Indonesia Bicara. Narasumber yang dikedepankan adalah pemerhati sepak bola seperti Akmal Marhali, Ignatius Indro, dan Yusuf Kurniawan.

"Akhirnya kami ubah format acaranya. Cuma kalau ada Caketum PSSI jika mereka tetap memaksa menjadi pembicara di situ, mereka akan didiskualifikasi," kata Apni.

"Saya dua kali diancam oleh PSSI melalui surat keberatan dan peringatan mereka. Tidak mungkin saya batalkan acaranya," tutur Apni.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

PSSI Bagai Hidup di Orde Baru

Dua surat PSSI dilayangkan ke TVRI terkait keberatan, teguran, dan permintaan pembatalan terhadap program "Calon Ketua Umum PSSI Bicara Bola" bertanda tangan Sekretaris Jenderal (Sekjen), Ratu Tisha Destria. Apni menyindir PSSI layaknya hidup di zaman orde baru.

"Siapa sih Tisha? Kami TVRI lembaga negara kok. Dia datang kami layani. Masa bersurat-surat begini, menegur-negur seperti zaman orde baru," imbuh Apni.

"Jika saya ditekan, TVRI ditekan oleh siapa pun, apa urusannya? Ini bukan terkait keselamatan negara kok. Bukan terorisme, radikalisme, tidak ada domain yang boleh membatalkan dalam konteks itu. Orang bicara sepak bola kok dibatalkan, logikanya di mana?" kata Apni bertanya.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer