Bola.com, Jakarta - Ketika Luis Milla Aspas pulang ke Spanyol setelah Asian Games 2018 usai, PSSI sebenarnya ingin mempertahankanya sebagai pelatih Timnas Indonesia. Namun, karena berbagai sebab, negosiasi kedua belah pihak tidak menemui titik terang.
PSSI menetapkan Milla sebagai pelatih Timnas Indonesia dan level usia U-23 pada Januari 2017. Arsitek tim berusia 53 tahun itu disodori kerja sama selama dua tahun.
Baca Juga
Prediksi Persik Kediri Vs PSIS Semarang di BRI Liga 1: Pertarungan Tensi Tinggi Berbeda Misi
Prediksi Leicester City Vs Chelsea dan Arsenal Vs Nottingham Forest di Liga Inggris: Panas di Papan Atas
Bung Towel Sebut Evaluasi terhadap STY Bisa Jadi Kunci Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026: PSSI Jangan Lembek Dong
Advertisement
Entah apa penyebabnya, kontrak Milla berakhir setelah Asian Games 2018. Ketika itu, ia membawa Timnas Indonesia U-23 menembus babak 16 besar.
"Dari dulu, saya ingin mempertahankan Milla. Dalam prosesi pengambilan suara pun, saya ingin Milla bertahan," cerita Refrizal, anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, ketika dihubungi Bola.com.
"Waktu itu, kami dipermainkan oleh manajernya. Kami suruh dia datang ke Jakarta. Sepertinya, ia tak menyampaikannya ke Milla. Kami waktu itu inginnya negosiasi nilai kontrak di Jakarta," lanjutnya.
"Yang sempat beredar, Milla tidak datang ke Jakarta karena tidak dibelikan tiket oleh PSSI. Bukan itu. Tiket pesawat murah. Tak ada masalah dengan tiket pesawat," tutur Refrizal.
Setelah Milla hengkang, PSSI memilih asistennya, Bima Sakti Tukiman, sebagai pelatih Timnas Indonesia. Di tangannya, Skuat Garuda itu hancur lebur di Piala AFF 2018. Bima lalu digantikan Simon McMenemy.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Prosesi Pemilihan Pelatih Timnas Indonesia
Refrizal menambahkan, pihaknya, yang waktu itu masih diketuai Edy Rahmayadi, merumuskan beberapa kriteria sebelum mencari pelatih untuk Timnas Indonesia. Saat itu, kursi nakhoda Skuat Garuda sedang lowong sepeninggal Alfred Riedl.
"Dulu, diskusi kami tak langsung ke Milla. Kami memilih negara asal pelatihnya dulu. Negara yang cocok dengan sepak bola Asia. Kalau Eropa, dipilihlah Spanyol. Kenapa Spanyol? Karena secara postur tubuh, pemain kita mirip. Amerika Latin juga termasuk. Akhirnya, kami pilih Eropa," ungkapnya.
"Lalu kami buat berdasarkan peringkat pelatih-pelatih di Spanyol. Saya cenderung yang memiliki prestasi lewat statistik. Dulu, Milla pernah membawa Timnas Spanyol U-21 menjuarai Piala Eropa U-21 2011. Secara usia, Milla lebih muda dibanding calon lainnya. Plus, dia berprestasi," jelasnya.
Advertisement