Bola.com, Jakarta - Teka-teki masa depan Simon McMenemy di Timnas Indonesia perlahan terungkap. Manajer Timnas Indonesia, Sumardji, menyebut timnya membutuhkan wajah baru untuk bisa bangkit dari keterpurukan.
Simon McMenemy menjadi sasaran tembak kekecewaan seluruh masyarakat Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Hal itu terjadi karena Simon gagal memberikan satu kemenangan pun untuk Timnas Indonesia dalam empat laga yang dimainkan.
Advertisement
Timnas Indonesia dibuat tak berdaya dan harus menelan empat kekalahan beruntun. Situasi itulah yang membuat nasib Simon berada di ujung tanduk.
"Harus jujur saya sampaikan, harus ada wajah baru, aura baru, dan semangat baru di dalam tim ini. Harus ada wajah baru dalam tim ini yang bisa membawa untuk segera bangkit. Yang pasti pelatihlah," kata Sumardji kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (19/10/2019).
"Posisinya secara psikologis sudah tertekan semuanya. Menurut saya, harus segera dan jangan ditunda-tunda lagi kalau ingin bangkit," ujar pria berpangkatĀ Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) itu.
Sumardji menambahkan, jika terpilih sosok baru, seluruh masyakrat Indonesia harus bersabar. Penyebabnya adalah untuk membangkitkan tim dari keterpurukan tak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi jarak dengan laga selanjutnya yang sudah mepet.
"Yang harus diingat juga jika ada wajah baru tidak akan semudah membalikkan telapak tangan. Saya berharap harus segera ada solusi yang terbaik," imbuhnya.
Timnas Indonesia saat ini berada di dasar klasemen sementara Grup G putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia dengan nol poin. Pada laga selanjutnya, Pasukan Garuda akan menantang Malaysia di Stadion Bukit Jalil pada 19 NovemberĀ 2019.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dukung Win Win Solution
Perihal nasib Simon McMenemy jika pada akhirnya dipecat dari pelatih Timnas Indonesia, Sumardji meminta federasi untuk bersikap profesional. Hal itu berarti, federasi harus membayar kompensasi dari kontrak yang tersisa dan cara ini harus diselesaikan dengan win win solution.
"Harus menghargai kontrak. Sekarang tergantung federasi untuk bisa membicarakan itu dengan win win solution," ujar Sumardji.
Advertisement