Bola.com, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, membantah rumor yang menyebutkan pemerintah memiliki jagoan pada Kongres Pemilihan PSSI yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (2/11/2019).
Zainudin juga menyanggah hanya bertemu satu calon ketua umum (caketum) PSSI sebelum kongres digelar. Politikus Partai Golkar tersebut menyatakan juga berjumpa dengan tiga calon lainnya.
Baca Juga
Pandit Malaysia Desak Oxford United Segera Beri Menit Bermain yang Cukup untuk Marselino Ferdinan
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Advertisement
"Beredar foto saya hanya bertemu dengan satu caketum PSSI, padahal ada empat calon lain yang juga bertemu dengan saya," ujar Zainudin di Hotel Shangri-La, Sabtu (2/11/2019).
"Ngobrol biasa saja. Semua masukan kami terima. Bahkan saya juga bertemu dengan pemain Timnas Indonesia era 1970-an, ucapnya.
"Saya mendengarkan semua stakeholders, pemerintah mendengarkan itu. Jadi, tidak cuma satu calon saja, tapi yang beredar foto hanya seorang. Tiga foto lainnya tidak beredar. Padahal, ada," kata Zainudin.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pemerintah Netral
Zainudin mengatakan, pemerintah dalam posisi tidak memihak pada Kongres Pemilihan PSSI. Pemerintah, katanya, memercayai PSSI untuk menggerakkan roda organisasi.
"Jadi, pemerintah netral dan saya sampaikan kalau ada masalah di cabang olahraga, silakan selesaikan sendiri. Karena kalau mereka tidak mampu selesaikan, masih ada KONI dan KOI. Kalau sudah tidak bisa juga, baru ke pemerintah," jelas Zainudin.
"Sekarang ini kami akan begini. Kalau dulu kan apa-apa langsung ke pemerintah, tidak mampir ke KONI, tidak mampir ke KOI. Jadi, seolah-olah tidak ada KONI, tidak ada KOI. Dan yang tidak enaknya, ada yang memaksa pemerintah masuk intervensi," lanjutnya.
"Kalau seperti PSSI ini, mereka punya aturan, mereka punya statuta. Mereka punya induk internasionalnya. Begitu kami masuk, nanti campur tangan dan bisa dihukum kembali oleh FIFA. Itu yang kami tidak mau, saya tidak mau, pemerintah tidak mau," tutut Zainudin.
Advertisement