Bola.com, Kediri - Asisten pelatih Timnas Indonesia, Joko Susilo, blak-blakan menceritakan masa lalunya yang kelam di awal karier sebagai pesepak bola profesional. Hal tersebut diungkapkannya di hadapan puluhan peserta Workshop Pelatihan Sepakbola Usia Dini yang diselenggarakan Dinas Budparpora Kota Kediri di GOR Joyoboyo, Jumat (6/12/2019).
"Anda jangan melihat keadaan saya sekarang ini. Jujur, saya berangkat dari keluarga tidak mampu yang tinggal di Cepu. Saya hanya punya satu tekad jadi pesepak bola. Dan, itu butuh perjuangan dan pengorbanan," ungkapnya.
Baca Juga
Advertisement
Mantan pelatih di Arema FC ini juga mengaku prestasi sebagai pemain dan pelatih tidak diperoleh dengan hanya berpangku tangan.
"Prinsip saya satu, pantang menyerah. Orang menilai saya sukses di sepak bola. Tapi, saya menganggap diri saya tetap bukan siapa-siapa. Prinsip tersebut membuat saya terpacu untuk terus belajar," ucap asisten pelatih Timnas Indonesia itu.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berbagi Pengalaman
Kisah pribadi yang disampaikan pria yang akrab disapa Getuk itu sebagai motivasi kepada peserta yang mayoritas guru dan pelatih SSB di Kediri.
"Saya tahu bagaimana kehidupan pelatih SSB. Jadi Anda jangan malu, minder dan menyerah, karena hanya melatih anak-anak kecil. Tugas Anda sangat mulia, karena di tangan Anda lah masa depan sepak bola Indonesia mendatang," ujarnya.
"Alasan itu pula, kenapa saya senang menularkan ilmu yang saya miliki. Pintu rumah saya terbuka 24 jam. Silakan main ke Malang. Saya senang hati diskusi sepakbola usia dini," lanjut asisten pelatih Timnas Indonesia itu.
Advertisement