Bola.com, Malang - Panpel Arema kecolongan karena ada suporter yang menyalakan flare pada laga kontra Bali United di Stadion Kanjuruhan, Malang, Senin (16/12/2019).
Aksi negatif selanjutnya terjadi sejak pertengahan babak kedua. Suporter menyalakan kembang api tapi bisa dihentikan agak cepat. Tapi, kejadian itu terulang lagi pada menit 80'.
Baca Juga
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Timnas Indonesia Tak Perlu Panik dan Silau dengan Rekor Bahrain di Piala Teluk 2024
BRI Liga 1: Bertandang ke Markas Semen Padang, Arema FC Berbekal 3 Modal Penting untuk Petik Kemenangan
Hasil Leg 1 Semifinal Piala AFF 2024: Vietnam Ngamuk di Singapura, Drama Gol Injury Time Menang Telak
Advertisement
Aremania bahkan ada yang melemparkan flare ke lapangan dan nyaris mengenai pemain Bali United. Akibatnya, pertandingan dihentikan. Padahal waktu itu Arema sudah unggul 3-2.
Tak cukup sampai di situ, bus Arema juga jadi sasaran pelampiasan kekecewaan. Pasalnya, kemenangan lawan Bali United tak cukup membuat Arema bisa mencapai target masuk tiga besar.
Ketika pemain Arema meninggalkan stadion, suporter meneriakkan kritikan. Ada juga yang melemparkan air mineral. Kabarnya ada kacah bus bagian depan yang retak.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Petugas Lalai
Beragam aksi yang menodai kemenangan Arema itu tak lepas dari kelalaian panpel. Terutama di petugas portir. Penjagaan agak longgar karena jumlah penonton hanya 4.318, sehingga benda terlarang seperti flare dan yang lainnya bisa masuk dengan mudah.
“Kurang ketat penjagaan di portir. Banyak kelalaian. Ini jadi keprihatinan bagaimana flare, bom asap dan lainnya bisa masuk dan dinyalakan dalam pertandingan,” kata Ketua Panpel Arema, Abdul Haris.
Mereka tidak mengantisipasi jika Aremania akan melampiaskan kekecewaannya itu pada laga terakhir.
Arema terancam sanksi berat dari komdis PSSI. “Soal sanksi, kami berharap ada solusi terbaik. Tapi yang jelas panpel, suporter dan manajemen Arema harus duduk bersama untuk bicara dari hati ke hati. Persoalan yang ada di klub bisa disampaikan. Jadi ada komunikasi dua arah yang terjadi,” sambungnya.
Advertisement