Bola.com, Jakarta - Mata Bambang Pamungkas berkaca-kaca saat menghadiri konferensi pers setelah pertandingan melawan Persebaya Surabaya, Selasa (17/12/2019) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Kemungkinan untuk terakhir kalinya, penyerang berusia 39 tahun ini berbicara di depan wartawan sebagai perwakilan dari pemain Persija Jakarta.
Ya, Bambang Pamungkas resmi mengumumkan akan pensiun pada akhir Shopee Liga 1 2019. Eks Pelita Bandung Raya (PBR) ini bakal memainkan partai terakhirnya bersama Persija ketika menghadapi Kalteng Putra di Stadion Tuah Pahoe pada pekan ke-34, 22 Desember mendatang.
Baca Juga
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Advertisement
Pastinya, perasaan Bambang Pamungkas campur aduk saat menyatakan dirinya akan gantung sepatu dari lapangan hijau mengingat pertandingan kandang terakhirnya berakhir menyedihkan. Bermain selama 15 menit terakhir, ia tidak mampu menyelamatkan Persija dari kekalahan 1-2 kontra Persebaya.
Namun, Bambang Pamungkas berjuang untuk tidak larut dalam kesedihan mengingat suporter Persija, The Jakmania, melepasnya dengan suka cita. Beragam spanduk, poster, bendera hingga nyanyian berbau pemain bernomor punggung 20 ini menggema di SUGBK.
"Saya pikir memang kita selalu ingin yang terbaik, tapi hasil kali ini memang kali harus diakui bukan yang terbaik. Tapi melihat bagaimana sambutan The Jakmania di stadion tadi, saya pikir itu hal yang luar biasa," ujar Bambang Pamungkas.
"Saya merasa dicintai tim ini, saya juga mencintai tim ini. Jadi saya pikir dengan segara kekurangan dan kelebihan saya bisa menerima perpisahan ini dengan baik."
"Saya sudah sampaikan bahwa saya tidak ingin menangis, dan saya pasti tidak akan menangis walaupun teman-teman saya banyak yang menangis. Saya tidak tahu apakah mereka menangis kehilangan atau menangis senang. Saya tidak tahu," tutur pemain kelahiran 10 Juni 1980 tersebut.
Upaya Bambang Pamungkas untuk tidak berlinang air mata berhasil. Eks pemain Selangor FA di Liga Malaysia ini berusaha tetap tegar walaupun The Jakmania seolah-olah memaksanya untuk menangis.
"Tapi saya merasa bahwa saya bisa menyampaikan semuanya dengan baik. Saya berterima kasih kepada semuanya. Dan yang paling penting bagi saya, sudah beberapa hari lalu saya bilang ke beberapa The Jakmania untuk tidak membuat saya menangis di lapangan. Enggak banget. Saya bilang begitu dan akhirnya bisa begitu,"Â imbuh Bambang Pamungkas.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pidato Bambang Pamungkas
Semua yang berada di SUGBK terdiam ketika Bambang Pamungkas menyampaikan pidato perpisahannya:
The Jaaaaak... The Jaaaak..
Salam buat Anda semua.
Orang bijak berkata, laki-laki sejati tidak menangis, tapi hatinya berdarah. Malam ini, izinkan saya untuk menjadi seorang laki-laki sejati, dengan tidak banyak berbicara, agar saya tidak menangis, cukup hati saya yang berdarah.
Dari lubuk hati saya yang paling dalam, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh komponen dalam tim Persija Jakarta. Untuk perjalanan musim ini yang sangat menguras tenaga, emosi, dan juga kesabaran.
Terima kasih juga untuk seluruh jajaran direksi Persija Jakarta. Untuk kerja sama yang luar biasa, selama saya berada di klub ini. Kenyamanan yang membuat saya merasa, jika Persija Jakarta akan selalu menjadi rumah saya.
Juga kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan seluruh masyarakat Jakarta, untuk dukungannya kepada Persija Jakarta.
Serta tidak lupa kepada kalian semua pendukung Persija Jakarta, baik yang malam hari ini berada di stadion, maupun di mana pun kalian berada.
Saya pernah menjadi top scorer di sini. Menjadi pemain terbaik di sini. Dan saya pernah menjadi juara di sini. Namun demikian saya juga pernah patah kaki di sini, mengalami depresi di sini, dan dianggap sebagai penghianat juga di sini.
Dalam semua keadaan tersebut, kalian semua tetap berada di belakang saya. Dan untuk itu, dari lubuk hati saya yang paling dalam saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga. Kalian semua akan selalu memiliki tempat spesial dalam hati saya.
Akhir sekali, perjalanan karir saya bukan tentang seberapa jauh saya melangkah, bukan juga tentang seberapa cepat saya sampai. Akan tetapi tentang makna dari perjalanan yang telah saya lalui, dan jejak apa yang saya tinggalkan.
Semoga selama saya menjadi bagian dari Persija Jakarta, saya dapat meninggalkan kesan yang baik di hati kalian semua.
Sekali lagi terima kasih. Selamat malam
Advertisement