Bola.com, Jakarta - Sejak diberlakukannya regulasi pemain asing Asia pada 2009-2010, para legiun impor dari Benua Kuning itu makin menjamur di Tanah Air. Di Shopee Liga 1 2019, hampir semua kontestan memanfaatkan peraturan tersebut.
Dari empat pemain asing di Liga 1 2019, satu di antaranya harus berasal dari negara-negara di Asia. Mulanya, para pemain dari Jepang dan Korea Selatan mendominasi legiun impor Asia. Perlahan, pemain-pemain dari Uzbekistan dan Australia mulai tertarik berkarier di Indonesia.
Baca Juga
BRI Liga 1: Nyaris Cetak Gol Lagi, Kapten Tim PSM Ini Frustrasi Redam Heroisme 10 Pemain Persik
3 Alasan Persija Bakal Menang Mudah atas Madura United di BRI Liga 1: Macan Kemayoran Lagi On Fire!
BRI Liga 1: Danilo Alves Langsung Setop Puasa Gol 9 Laga buat PSS setelah Dapat Kabar Istrinya Hamil Anak Kedua
Advertisement
Mayoritas klub mendatangkan pemain asing Asia yang berposisi sebagai bek atau gelandang. Sangat jarang pemain dari Asia yang berperan sebagai penyerang.
Klub Liga 1 2019 lebih percaya dengan pemain asing non-Asia untuk menjadi juru gedor pan dan terbukti berhasil.
Kendati demikian, bukan berarti peran pemain asing Asia terkucilkan. Contoh paling nyata ialah Noh Alam Shah, stiker asal Singapura yang memperkuat Arema FC pada 2009-2011. Dalam dua musim, pemain berusia 39 tahun itu mengemas 32 gol dari 72 penampilan.
Pada kompetisi musim ini, tidak ada pemain Asia Tenggara. Justru dari Timur Tengah dan Asia Tengah yang mulai mencolok.
Bola.com merangkum tiga pemain asing Asia yang gemilang di Liga 1 2019. Siapa saja?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Brwa Nouri (Irak)
Musim kedua Brwa Nouri bersama Bali United berlangsung fantastis. Gelandang berpaspor Irak mampu membawa timnya ke tangga juara Liga 1 2019.
Bersama Fadil Sausu, Nouri menjelma sebagai kreator lini tengah permainan Bali United. Ia mengemban tugas menghalau serangan lawan dan jembatan lini belakang ke depan.
Bersama Bali United musim ini, Nouri mencatatkan 27 penampilan. Sebagai gelandang bertahan, torehan kartu kuningnya yang mencapai sembilan, berbanding lurus dengan pekerjaannya sebagai tukang jagal.
Advertisement
Lee Yoo-joon (Korea Selatan)
Lee Yoo-joon adalah contoh nyata kesetiaan pemain asing Asia di suatu klub. Gelandang berdarah Korea Selatan itu telah membela Bhayangkara FC sejak 2017.
Selama itu pula, pemain berusia 30 tahun ini tidak tergantikan di lini tengah Bhayangkara FC. Mirip Nouri, tugas Yoo Joon adalah sebagai gelandang jangkar.
Namun, eks pemain Chungju di Liga Korea Selatan ini punya kualitas operan lebih baik dari Nouri. Yoo Joon juga bermain lebih aman. Buktinya, ia hanya mendapat dua kartu kuning dalam 26 penampilan pada musim ini.
Kei Hirose (Jepang)
Serupa seperti Nouri dan Yoo Joon, Kei Hirose juga berposisi sebagai gelandang bertahan. Namun, pemain Persela Lamongan berkewarganegaraan Jepang ini lebih eksplosif menjadi jangkar.
Pergerakan Hirose di lini tengah Persela cukup aktif. Jebolan Liga Malta ini tercatat membukukan dua gol bagi tim berjulukan Laskar Joko Tingkir tersebut dari 33 penampilan.
Adapun, Persela terkenal dengan kemampuan mengorbitkan pemain asing Asia. Sebelum Hirose, Laskar Joko Tingkir pernah memoles Kosuke Uchida yang kini berseragam Barito Putera.
Advertisement