Bola.com, Surabaya - Persebaya Surabaya memiliki pelatih kiper baru musim ini, yaitu Benny van Breukelen. Pria kelahiran Medan itu menggantikan Miftahul Hadi yang telah mengisi jabatan tersebut sejak awal musim 2017.
Pergantian ini sempat menimbulkan tanda tanya. Tapi, pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso, menilai ada satu nilai tambah dari sosok Benny yang musim lalu menjadi pelatih kiper Tira Persikabo itu.
Baca Juga
Advertisement
"Coach Benny sudah tahu gaya permainan khas Surabaya. Dulu dia pernah membela NIAC Mitra. Saya yakin beliau bisa membantu kiper Persebaya klop dengan permainan yang perlu kami tunjukkan," kata Aji kepada Bola.com.
Benny tercatat pernah membela NIAC Mitra yang berkompetisi di Galatama pada 1987-1989. Dia tidak memiliki pengalaman berjumpa dengan Persebaya yang pada era itu masih berkompetisi di Perserikatan.
Setidaknya, menjadi pemain NIAC Mitra yang notabene klub Surabaya membuat Benny bisa dengan cepat mempelajari gaya Surabaya.
"Saya kira karakter Surabaya dari dulu tidak berubah. Permainannya cepat dan mengandalkan umpan pendek. Dalam situasi itu, penjaga gawang juga harus siap," ucap Benny yang siap mengangkat performa penjaga gawang Persebaya Surabaya itu.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Keyakinan Aji Santoso
Dalam usianya yang telah mencapai 56 tahun, Benny bisa dibilang adalah pelatih kiper senior. Dia membela Timnas Indonesia pada era 1980-an dan 1990-an. Dua hal itu diharapkan menjadi warna baru buat Persebaya Surabaya.
"Saya sudah lama kenal Coach Benny. Dulu dia senior saya di Timnas Indonesia era 1990-an. Paling tidak kami sudah tahu karakter masing-masing. Sebagai pelatih kami juga pernah bekerja sama," tutur Aji.
Persebaya menjadi tim ketiga ketiga buat Benny dalam hal bekerja sama dengan Aji Santoso. Di level klub, mereka pernah masuk dalam staf kepelatihan Persela Lamongan pada 2016, saat tampil di TSC 2016.
Kerja sama pertama mereka terjadi saat menangani Timnas Indonesia U-23 di Asian Games 2014 Korea Selatan. Keduanya membawa tim tersebut ke babak 16 besar. Sayang, mereka gagal melaju ke babak berikutnya setelah kalah 1-4 dari Korea Utara.
Advertisement