Sukses


Rekam Jejak 5 Asisten Mario Gomez di Arema FC

Bola.com, Malang - Arema FC membuat perubahan besar dalam struktur kepelatihan pada musim ini. Kehadiran Mario Gomez sebagai pelatih kepala menjadi otak dari semua perubahan tersebut.

Hanya ada dua asisten pelatih yang dipertahankan oleh manajemen Arema FC, yaitu Singgih Pitono dan Kuncoro. Selain itu, Arema memilih mendatangkan tiga wajah baru, yaitu Charis Yulianto, Felipe Americano sebagai pelatih kiper, dan Marcos Gonzales sebagai pelatih fisik.

Ini merupakan terobosan kedua yang dilakukan Arema FC untuk kolaborasi separuh pelatih asing dan separuh lainnya lokal. Sebelumnya, Arema sudah pernah melakukannya pada 2018, di mana saat itu Joko Susilo menjadi pelatih dan dibantu dua asisten pelatih asing, Milan Petrovic, Dusan Momcilovic, dan Ricardo Navarro.

Namun, kolaborasi saat itu bisa dibilang gagal lantaran prestasi Arema naik dan turun. Tapi tahun ini, diprediksi hasilnya lebih baik.

Gomez punya reputasi dengan pengalamannya di Eropa bersama Inter Milan (Italia) dan Valencia (Spanyol) ketika jadi asisten pelatih Hector Raul Cuper. Selain itu dia juga pernah membawa klub Malaysia, Johor Darul Takzim jadi juara di AFC Cup.

Menjadi pelatih kepala di Arema FC, pelatih asal Argentina itu memilih deretan asisten yang sudah dikenal kualitasnya. Berikut rekam jejak staf pelatih Gomez yang dipilihnya bersama Arema.

 

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Charis Yulianto

Kariernya dalam dunia kepelatihan memang baru dirintis pada 2015. Waktu itu dia baru mengantongi lisensi C AFC dan mendirikan akademi bernama Charis Yulianto Football Accademy.

Hanya butuh tiga tahun baginya untuk bisa mendapatkan lisensi A AFC. Itu jadi catatan dia punya kemampuan mumpuni di dunia kepelatihan. Charis sudah punya modal semasa jadi pemain, di mana ia merupakan mantan kapten timnas Indonesia.

Ketika mendapatkan lisensi kepelatihan A AFC, dia sudah pernah jadi pelatih kepala Bhayangkara FC U-19 pada 2017. Setelah itu dia meneruskan karier ke tim muda Borneo FC 2018 dan musim lalu jadi asisten pelatih tim senior Borneo FC. Di sana Charis bertemu dengan Gomez. Mereka klop sejak pertama bekerja sama.

Bicara soal Arema FC, Charis merupakan idola Aremania. Dia mengawali dan mengakhiri kariernya sebagai pemain profesional bersama Singo Edan. Sekarang pria 41 tahun ini jadi asisten kepercayaan Gomez.

Charis juga punya peran dalam mendatangkan pelatih Argentina itu ke Arema. Dia menjadi penyambung lidah manajemen Arema kepada Gomez saat negosiasi. Kini Gomez terlihat sering berdiskusi dengan Charis dalam sesi latihan Singo Edan.

 

3 dari 6 halaman

Kuncoro

Saat ini Kuncoro merupakan asisten pelatih terlama yang berada di Arema FC. Kariernya di dunia kepelatihan langsung dijalani bersama Singo Edan sejak 2012. Saat itu terjadi dualisme kompetisi yang membuat Arema juga menjadi dua. Kuncoro sebagai putra daerah Malang, diangkat sebagai asisten pelatih.

Kuncoro mengikuti kursus kepelatihan B AFC pada 2018, dan hingga sekarang dia mengabdi untuk Arema. Kuncoro dianggap sosok yang paling paham dengan karakter Singo Edan.

Dia dianggap jeli melihat bakat pemain di Malang Raya, seperti Dedik Setiawan dan Jayus Hariono adalah yang direkomendasikannya untuk Arema.

Selera humor yang tinggi membuatnya sangat dekat dengan pemain Arema. Meskipun dia jadi sosok yang sering mendapatkan keisengan dari pemain saat bercanda, dalam dua musim terakhir Kuncoro sempat mendapat mandat dari manajemen Arema untuk menyusun strategi. Terutama saat Arema dalam tren menurun.

 

4 dari 6 halaman

Singgih Pitono

Pelatih berusia 52 tahun ini pertama menjadi asisten pelatih Arema FC pada 2017. Tapi sebelum itu, dia dikenal sebagai pelatih kepala di klub Liga Nusantara, Perseta Tulungagung.

Pada 2013, dia sempat menjadi pelatih kepala Akademi Arema yang membuka cabang di tanah kelahirannya, Ngunut, Tulungagung. Sementara pada 2014, dia ditarik menjadi pelatih kepala Arema U-21.

Namun setelah itu, Singgih kembali pulang ke Tulungagung untuk mengabdi kepada klub daerahnya, Perseta. Saat manajemen Arema membuat proyek tim pelatih dari legenda klub, dia masuk ke tim senior sebagai asisten Aji Santoso pada 2017.

Baru tahun lalu dia upgrade lisensi kepelatihan menjadi B AFC. Perannya di Arema lebih banyak menularkan pengalamannya sebagai striker tertajam Arema di era 1990-an. Tak jarang dia dapat tugas melatih barisan lini depan Arema secara khusus.

 

5 dari 6 halaman

Marcos Gonzales

Pelatih fisik asal Argentina ini mulai banyak terekspos ketika gabung dengan klub besar Malaysia, Johor Darul Takzim (JDT) pada 2015 hingga 2017. Namun, kariernya di Argentina belum terlacak.

Meski demikian, para pemain asing asal Argentina yang merumput di Indonesia ternyata sudah mengenal sosok Marcos.

Marcos Gonzales dianggap pelatih fisik yang bagus. Dia bisa memberikan program latihan yang berat, tapi tetap membuat pemain merasa enjoy.

Bersama Arema FC, hal itu sudah terlihat. Sepekan ini, Marcos jadi pelatih yang paling sibuk karena saat pramusim materi latihannya lebih banyak untuk mengembalikan fisik pemain ke puncak performa.

Sayangnya, dia paling sulit saat diwawancara karena bertemu dengan awak media bukan termasuk tugasnya di tim kepelatihan Arema. Dia pun memilih fokus bekerja mengisi ‘bensin’ Hendro Siswanto dkk.

Sebelum mendatangkan Marcos, manajemen Arema sempat melakukan survei kepada beberapa pemain asal Argentina hingga manajemen Borneo FC yang merupakan mantan klub Mario Gomez dan Charis Yulianto. Mayoritas jawaban yang diterima Arema FC adalah pelatih fisik yang satu ini punya kinerja yang bagus.

6 dari 6 halaman

Martin Gonsalves Felipe Americo

Pelatih kiper asal Brasil ini namanya belum terlalu familiar. Tapi, dia sudah punya pengalaman melatih Barito Putera pada musim 2018. Namun, musim lalu dia pulang ke Brasil untuk menangani tim junior Botafogo. Klub ini cukup ternama di Brasil karena level seniornya bergabung kasta tertinggi Liga Brasil.

Dalam sepekan ini bersama Arema FC, Felipe cukup menarik perhatian karena program latihannya berbeda dengan pelatih kiper terdahulu. Dia membawa alat-alat yang lebih lengkap untuk membuat gambaran situasi pertandingan dalam latihan.

Tiga kiper yang ada, Kurniawan Kartika Ajie, Utam Rusdiana, dan Andreas Fransisco dibuat jatuh bangun menepis bola-bola yang mengarah ke sudut gawang. Suaranya cukup lantang saat memberikan instruksi maupun pujian ketika ada bola yang ditangkap dengan sempurna.

Ketika dalam sesi gim saat latihan, Felipe banyak memberikan masukan kepada tiga kiper yang ada dalam mengambil keputusan. Hal tersebut yang dinilai jadi salah satu titik lemah sektor penjaga gawang pada musim lalu. Dia berjanji dalam 3 pekan sudah bisa memberikan peningkatan performa kiper Arema.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer