Bola.com, Makassar - Sosok Bojan Hodak sebagai pelatih kepala di PSM Makassar menghadirkan warna baru dalam penampilan Juku Eja. Setelah tiga musim terakhir akrab dengan pola 4-3-3 ala dua pelatih berpaspor Belanda, Robert Albert dan Darije Kalezic, kini dibawah Hodak, skuat Juku Eja bakal kerap tampil dengan pola 4-4-2.
Meski belum teruji betul, strategi memainkan dua striker plus memaksimalkan dua sisi sayap sudah membuahkan kemenangan. Pada leg pertama babak play-off Piala AFC 2020, PSM Makassar mengalahkan Lalenok United asal Timor Leste dengan skor 4-1 di Stadion I Wayan Dipta, Rabu (22/1/2020).
Baca Juga
3 Fakta Miring Timnas Indonesia Selama Fase Grup yang Membuat Pasukan STY Limbung Lalu Hancur di Piala AFF 2024
Deretan Hal yang Membuat Rekam Jejak Timnas Indonesia Layak Dapat Pujian Meski Gagal di Piala AFF 2024
3 Penyebab Timnas Indonesia Gagal Total di Piala AFF 2024: Tidak Ada Gol dari Pemain Depan!
Advertisement
Gol kemenangan PSM dicetak oleh duet striker Ferdinand Sinaga, yang mengemas tiga gol, dan Giancarlo Rodriques.
Tiga dari empat gol PSM lahir berkat umpan silang dari sisi sayap. Penyerang sayap, Irsyad Maulana membuat dua assist. Sedang satu lainnya dilakukan oleh bek kiri, Leo Guntara.
Pola 4-4-2 usungan Hodak sejatinya pernah diterapkan oleh Robert dan Darije dengan Wiljan Pluim sebagai aktor sentralnya. Gelandang asal Belanda ini dimainkan sebagai penyerang sayap 'palsu'. Beroperasi dari sisi sayap pada format awal dan menjadi 'pemain bebas' kala pertandingan berjalan.
Bedanya kali ini, Hodak sejak awal meminta Pluim jangan terlalu banyak berlari untuk memaksimalkan kemampuannya dalam mengatur irama permainan tim. "Pluim akan fokus kepada penyerangan tim. Saya meminta pemain lain untuk membantunya," ujar Hodak.
Menarik untuk ditunggu sentuhan Hodak di PSM Makassar musim ini. Mampukah mantan pelatih tim nasional Malaysia U-19 ini memenuhi harapan tinggi suporter dan manajemen PSM? Lalu siapa saja pemain yang jadi poros kekuatan PSM musim ini? Berikut 4 pemain pilihan Bola.com.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Hussein El Dor
Pelatih PSM Makassar, Bojan Hodak, punya alasan tersendiri merekomendasi Hussein El Dor untuk datang ke PSM. Postur besar dengan tinggi 190 cm, bek berpaspor Lebanon berusia 26 ini diharapkan jadi tembok tangguh di lini belakang Juku Eja.
Pada musim lalu, gawang PSM kebobolan 50 kali dalam 34 pertandingan. Mayoritas gol tercipta karena kesalahan dalam mengantisipasi bola-bola atas. Apalagi setelah Abdul Rahman harus absen lama karena cedera. Itulah mengapa PSM tidak lagi memakai jasa Aaron Evans yang posturnya sama dengan pemain lokal.
Kalau Abdul Rahman kembali bisa bermain, maka PSM memiliki duet stoper jangkung dan petarung. Selain Hussein dan Abdul Rahman, Hodak juga memiliki opsi lain pada diri Hasim Kipuw dan Dedi Gusmawan.
Khusus bagi Hussein, musim ini adalah kali keduanya mencoba mengadu nasib di Liga Indonesia. Pada 2015 lalu, ia gagal menembus skuat Barito Putera setelah tersingkir dalam seleksi.
Advertisement
Wiljan Pluim
Sosok Wiljan Pluim sangat kental di PSM Makassar sejak direkrut pada putaran kedua Torabika Soccer Championship 2016. Visi, gocekan bola, plus umpannya yang akurat kerap jadi penentu hasil akhir PSM.
Itulah mengapa Pluim selalu jadi musuh utama bagi tim lawan PSM. Mantan gelandang Vitesse Arnhem ini selalu jadi incaran 'tebasan' lawan.
Alhasil Pluim pun kerap absen karena cedera. Puncaknya, pada musim lalu, ia harus lebih awal mengakhiri kiprahnya bersama PSM di Liga 1 2019 karena cedera engkel.
Pelatih PSM, Bojan Hodak, paham betul plus minus yang dimiliki Pluim. Mantan pelatih tim nasional Malaysia U-19 ini pun meminta Pluim lebih fokus membantu serangan PSM.
Hal ini bisa terlihat saat PSM menekuk Lalenok United 4-1 pada playoff Piala AFC 2020 di Stadion I Wayan Dipta, Rabu (22/1/2020). Meski hanya membuat satu assist pada pertandingan itu, Pluim tetap menjadi sosok sentral serangan PSM.
Giancarlo Rodrigues
Ketika resmi menjadi pelatih PSM Makassar, Bojan Hodak langsung mengajukan permintaan khusus kepada manajemen PSM. Ia butuh striker bertubuh tinggi besar, tapi memiliki kecepatan dan skill yang baik.
Sosok Giancarlo Rodrigues yang memiliki tinggi 195 cm pun didatangkan. Hodak mengaku sudah memantau penampilan sang striker saat bermain pada klub PKNP di Liga Super Malaysia 2019.
Meski belum teruji betul, Giancarlo sudah melempar sinyal dirinya pantas berkostum PSM. Ia mencetak satu gol ke gawang Lalenok lewat tendangan first time memanfaatkan umpan Wiljan Pluim.
Bagi Giancarlo, membela PSM adalah tantangan tersendiri. Striker berusia 31 ini juga dibayangi mitos PSM selalu mengganti striker asing pada setiap putaran di era Liga 1.
Advertisement
Ferdinand Sinaga
Sebagai striker, Ferdinand Sinaga sudah membuktikan kapasitasnya dengan menjadi top scorer Asian Games 2014 dan pemain terbaik ISL 2014. Penampilan yang meledak-ledak di lapangan jadi aksi yang ditunggu para suporter tim yang dibelanya, termasuk di PSM Makassar, klub yang memakai jasanya sejak 2016.
Ferdinand memang sempat berlabuh di Kelantan (Malaysia) pada 2018. Tapi, ia kembali bergabung di PSM pada awal musim Liga 1 2018.
Cedera dan kehadiran striker asing memang membuat Ferdinand kerap memulai kiprahnya di bangku cadangan di era Robert Alberts dan Darije Kalezic tak menjadi penghalang dirinya mencetak gol. Pada musim lalu, eks striker Persib Bandung ini mengemas sembilan gol.
Kini di era pelatih Bojan Hodak, Ferdinand berpeluang jadi starter reguler PSM. Apalagi Hodak suka memainkan dua striker sekaligus saat tim racikannya bertanding.
Ferdinand Sinaga sudah membuktikan dirinya pantas jadi pilihan utama Hodak. Kala PSM menekuk Lalenok United dengan skor 4-1, Ferdinand mencetak tiga dari empat gol Juku Eja.