Bola.com, Jakarta - Mantan pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro resmi merapat ke PSIM Yogyakarta pada Rabu (29/1/2020). Informasi tersebut diumumkan langsung oleh manajemen PSIM melalui media sosial ofisialnya.
Kabar merapatnya Seto ke PSIM bukan kali pertama mencuat. Sejak diberhentikan PSS Sleman pada 15 Januari 2020 lalu, klub berjuluk Laskar Mataram itu menjadi satu-satunya tim yang dikaitkan dengan Seto.
Baca Juga
Advertisement
Segenap fans pun menyambut kembalinya Seto ke PSIM. Seto memang bukan nama baru di klub yang bermarkas di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta itu.
Pelatih asal Kalasan itu pernah menjadi juru taktik PSIM pada tahun 2013 hingga 2015. Kedatangan Seto diyakini bakal membawa angin segar bagi PSIM.
PSIM tampil kurang menyakinkan pada kompetisi Liga 2 musim 2019 lalu. Laskar Mataram hanya berhasil finis di posisi tujuh.
Mereka bahkan kalah dari rivalnya, Persis Solo, yang bercokol di posisi kelima klasemen akhir. Meski demikian, Seto tak mau sesumbar. Ia tak mau menebar janji membawa PSIM promosi ke Liga 1.
"Saya tidak bisa menjamin PSIM masuk Liga 1. Tapi dengan kerja keras kami, mungkin itu yang akan membuat PSIM lebih berprestasi." Ujar Seto Nurdiyantoro melansir dari Instagram ofisial PSIM Yogyakarta.
Rasionalitas dan sikap rendah hati Seto Nurdiyanto itu diyakini menjadi salah satu alasan manajemen PSIM kepincut mendatangkannya. Selain itu, Bola.com juga telah merangkum tiga kelebihan Seto Nurdiyantoro yang diduga bikin PSIM kepincut. Berikut perinciannya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Bikin Pemain Biasa Jadi Istimewa
Seto Nurdiyantoro diyakini memiliki sentuhan ajaib. Pelatih berusia 45 tahun itu berhasil membawa PSS finis di posisi delapan Shopee Liga 1 2019.
Torehan tersebut bisa dibilang lumayan. Pasalnya, PSS Sleman baru berstatus tim promosi musim lalu. Performa klub berjuluk Super Elang Jawa itu juga cukup baik di awal musim.
Menariknya, capaian tersebut mampu direngkuh Seto dengan berbekal pemain mayoritas non-bintang. Ya, PSS memulai debutnya di Liga 1 dengan komposisi pemain sederhana.
Kebanyakan adalah pemain lokal yang merupakan warisan dari Liga 2 musim 2018. Namun di tangan Seto, komposisi sederhana tersebut bisa disulap menjadi tim yang cukup diperhitungkan.
Advertisement
2. Motivator Handal
Gelandang PSS Sleman, Ichsan Pratama, menilai Seto Nurdiyantoro adalah pelatih yang bisa mengembalikan motovasi pemainnya. Menurut Ichsan, kemampuan itu menjadi poin penting bagi PSS Sleman kala itu.
PSS Sleman yang notabene baru promosi ke Liga 1 tentu membutuhkan suntikan motivasi. Seto disebut mampu membangkitkan semangat tersebut di dada penggawa PSS Sleman.
"Dia adalah motivator handal. Mungkin karena dia mantan pemain juga, dalam memberi motivasi dia juga bagus apalagi di PSS Sleman banyak pemain muda,” ujar Ichsan beberapa waktu lalu.
Kelebihan tersebut juga dinilai cocok dengan kebutuhan PSIM. Tak dipungkiri, penggawa PSIM membutuhkan semangat baru untuk mengarungi Liga 2 2020.
3. Tegas namun Mengayomi
Seto Nurdiyantoro dikenal sebagai pelatih yang tegas. Ia tak gentar menentang berbagai kebijakan mangejemen klub yang dinilai salah kaprah.
Di balik ketegasannya itu, Seyo Nurdiyantoro adalah sosok yang mengayomi dan bisa membuat pemainnya merasa nyaman. Hal itu pernah diungkapkan mantan pemain PSS Sleman, Ichsan Pratama.
“Sebenarnya begini, seberapapun bagus seorang pelatih, tetap yang penting itu pelatih bisa bikin nyaman pemain. Mengerti karakter pemain dan mengerti bagaimana karakter tim,” tuturnya.
Poin positif ini diduga juga menjadi alasan manajemen PSIM Yogyakarta mantap memboyong Seto. Sebagai klub yang bermain di Liga 2, PSIM butuh sosok yang bisa membuat segenap pemain merasa nyaman. Sebab, permainan yang baik bisa tercipta dari rasa nyaman dan percaya diri yang dimiliki setiap pemain sebuah klub.
Advertisement