Bola.com, Jakarta - PSM Makassar berencana untuk angkat kaki dari Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, untuk babak penyisihan Piala AFC 2020. Tim berjulukan Pasukan Ramang itu berniat mencari markas lain.
PSM Makassar telah menggunakan Stadion Pakansari sebagai homebase turnamen antarklub Asia sejak tahun lalu. Partai leg kedua melawan Lalenok United pada babak play-off Piala AFC 2020, Rabu (29/1/2020), bisa menjadi kesempatan terakhir Wiljan Pluim dkk. berkandang di Pakansari.
Advertisement
Chief Executive Officer (CEO) PSM Makassar, Munafri Arifuddin, mengungkapkan lokasi Pakansari tidak bersahabat bagi para pendukung timnya yang berdomisili di Jabodetabek.
Maka dari itu pihaknya menyiapkan tiga opsi pengganti, mulai dari Stadion Madya Senayan Jakarta, Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi, dan Stadion Batakan Balikpapan dengan maksud agar tidak terlalu jauh dari Makassar.
PSM Makassar terpaksa kembali menjadi tim musafir di Piala AFC 2020. Pasalnya, Stadion Andi Mattalatta Mattoangin yang merupakan markas utama Pasukan Ramang, gagal memenuhi standar verifikasi.
"Kami akan melihat nanti, apakah tetap akan main di Pakansari atau tempat lain. Kenapa? Karena akses ke Pakansari cukup jauh untuk suporter kami," ujar Munafri.
"Kami akan mencari tempat alternatif. Mungkin bisa di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi, di Batakan atau bahkan di Stadion Madya Jakarta," tutur pria yang karib dipanggil Appi tersebut.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Lolos ke Penyisihan Grup Piala AFC
Sementara itu, PSM Makassar sukses mengunci satu tempat di babak grup Piala AFC 2020 setelah menyingkirkan wakil Timor Leste, Lalenok United, di babak play-off. Pada pertandingan yang berlangsung dua leg, Pasukan Ramang memetik kemenangan 7-2 secara agregat.
Di babak penyisihan, PSM Makassar akan tergabung di Grup H bersama Tampines Rovers (Singapura), Kaya-Iloilo (Filipina), dan Shan United (Myanmar).
Advertisement