Bola.com, Kediri - Joko Susilo menghadapi tantangan berat pada petualangan pertamanya melatih di luar tim Arema. Dia mengaku terkejut ketika memulai tugasnya sebagai pelatih kepala Persik Kediri untuk berkiprah di Liga 1 2020.
Kendati begitu, mantan asisten pelatih Timnas Indonesia itu tidak akan menyerah. Apalagi bersikap cengeng menghadapi berbagai kendala yang ditemuinya di tim Persik Kediri.
Advertisement
Bola.com berkesempatan melakukan wawancara dengan sang pelatih, terkait keberadaannya di Persik.
Sekitar sebulan ini Anda resmi menangani Persik. Bagaimana sebenarnya kondisi Persik?
Jujur, saya sempat kaget. Saya tak mau berdusta. Memang banyak hal saya temui yang harus dibenahi bersama-sama. Mulai peralatan dan tempat latihan, materi pemain, hingga rekrutmen pemain baru. Tapi, saya anggap itu wajar, karena Persik tim promosi dari Liga 2.
Persik memang pernah dua kali juara di kasta tertinggi Indonesia. Terakhir kali pada 2006. Tapi, itu 14 tahun lalu. Padahal, saat ini kemajuan sepak bola Indonesia sangat cepat. Tak bisa tidak, Persik juga harus mengikuti perkembangan itu, jika tak ingin ketinggalan dengan klub lainnya.
Semua untuk kebaikan Persik, bukan untuk saya. Tapi, saya sangat bangga mengawali petualangan di klub yang pernah juara di Indonesia dan tampil di level Asia.
Anda bisa sebut kendala konkretnya?
Soal pemain, saya bersyukur pemain lama Persik Kediri punya teknik dan semangat bagus. Mayoritas mereka potensi lokal Kediri. Ini modal besar, karena rasa kedaerahan ini akan jadi motivasi besar.
Di Liga 1, selain Persik, Persipura dan Persiraja yang mengandalkan bakat lokal. Secara teknis, pemain Persik bagus. Namun, tetap harus diperbaiki untuk disesuaikan dengan kebutuhan level Liga 1. Nah, itu tugas saya sebagai pelatih.
Tentang tempat latihan, di Kota Kediri banyak lapangan. Namun, masih kurang memadai. Tapi, saya dan para asisten tak menyerah, apalagi cengeng dengan kendala ini. Kami harus terus kerja keras dengan tekad dan hati ikhlas. Saya yakin dua hal ini bisa menyatukan kami di Liga 1 nanti.
Soal pemain baru, saya harus sabar dan tawakal. Saya sadar tidak semua keinginan saya direstui Allah SWT.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kerja Keras
Bagaimana Anda menyikapi semua kendala itu?
Saya anggap ini bentuk ujian dan kasih sayang Tuhan kepada saya. Tuhan ingin menguji saya, sampai di mana kekuatan niat dan tekad saya menjalani karier ini. Tapi, saya sangat yakin Allah SWT di belakang saya.
Artinya, Dia akan selalu membantu semua langkah saya karena melatih di Persik Kediri ini juga takdir terbaik yang dianugerahkan Allah SWT kepada saya. Saya sadar mengawali sesuatu pasti lebih berat.
Bagaimana perbandingan kondisi selama Anda di Arema dengan Persik sekarang?
Maaf. Saya tak mau membandingkan soal itu. Saya punya cita-cita pribadi sebagai pelatih. Maka, ketika saya memulai perjalanan, saya harus fokus melangkah ke depan.
Anda yakin dengan kekuatan tim Persik?
Dalam hidup ini bukan soal materi, tapi bagaimana kita selalu optimistis menghadapi masalah dan serius bekerja. Saya yakin dengan pemain saya. Kuncinya, kami harus optimistis, satu kalbu, dan bekerja bersama.
Pemain hebat pasti bagus kualitasnya. Tapi, kalau mereka tak mau bekerja keras dan tak punya ini (Joko Susilo menunjuk dada atau hati) semua akan sia-sia.
Saya butuh pemain yang mau kerja keras dan mematuhi instruksi saya. Alhamdulillah, tiap latihan saya lihat di sorot mata semua pemain Persik ada spirit besar untuk maju.
Advertisement
Satu Kalbu dan Tekad
Bagaimana Anda menganalisis persaingan Liga 1 2020?
Wow...pasti sangat keras dan ketat. Saya amati semua klub berusaha jadi tim terbaik. Mereka berlomba membeli pemain bagus dan mahal.
Kami akan menyaingi mereka. Bukan soal membeli pemain mahal, tapi secara permainan.
Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT diberi tiga asisten pelatih hebat yang sarat prestasi. Jarang ada pelatih di Indonesia yang bisa meraih gelar juara dua tahun berturut-turut di kasta berbeda seperti mereka. Apalagi mereka selalu bekerja dengan hati. Mereka akan jadi kunci sukses dan kekuatan Persik di Liga 1 nanti.
Apa harapan Anda terhadap suporter Persik di Liga 1?
Saat saya senggang, saya sempatkan buka medsos. Mayoritas komentar Persikmania sangat santun di medsos. Jarang saya temui hujatan, caci maki, dan pesimisme. Semua Persikmania optimistis dengan Persik. Ini membesarkan hati saya.
Dalam kompetisi nanti pasti ada suka dan duka. Kami, Persik dan Persikmania, harus satu kalbu dan tekad. Bantu saya, tim pelatih, pemain, dan manajemen dengan doa dan dukungan untuk mengarungi kerasnya Liga 1 nanti. Saya yakin doa puluhan ribu Persikmania yang tulus dan ikhlas akan dikabulkan Allah SWT. Amin.