Bola.com, Yogyakarta - PSIM Yogyakarta mulai melakukan persiapan menjelang Liga 2 2020. Tim berjulukan Laskar Mataram ini menggelar latihan perdana di lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul, Senin (3/2/2020).
Satu di antara pemain baru mengikuti latihan perdana adalah mantan kapten tim Persis Solo, Tegar Hening Pangestu.
Advertisement
Pemain berposisi gelandang jangkar ini diprediksi menjadi kekuatan tersendiri, setelah musim lalu berhasil ikut mengantarkan Persiraja Banda Aceh promosi ke Liga 1 2020.
Kepada Bola.com, Tegar Hening Pangestu membeberkan alasan mau menerima tawaran PSIM Yogyakarta, di antaranya adalah keluarga dan sosok pelatih Seto Nurdiyantoro. Tegar mengaku memiliki darah Yogyakarta lantaran orang tuanya dari Kabupaten Gunung Kidul.
"Ada faktor coach Seto Nurdiyantoro juga, melihat cara dia melatih dengan sepak bola modern. Pelatih muda berprestasi, saya cukup berhasrat bisa dilatih beliau," beber Tegar Hening Pangestu, Selasa (4/2/2020).
"Selain itu, PSIM jadi tim yang paling serius dari tiga tim lainnya yang memberikan tawaran, termasuk PSMS Medan yang sudah sempat melakukan negosiasi, tapi tidak ada kejelasan. Daripada menunggu yang tidak pasti, saya pun memilih PSIM Yogyakarta," bebernya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Profesional di Tengah Rivalitas
Hal lain yang cukup krusial adalah statusnya yang pernah menjadi bagian dari klub Persis. Seperti diketahui, Persis Solo merupakan rival abadi PSIM Yogyakarta. Musim lalu, pertemuan kedua tim yang berujung kerusuhan.
Tegar mengaku sempat bimbang sebelum memutuskan hijrah ke PSIM. Tetapi, situasi tersebut harus ia tempuh dan bersikap profesional. Ia hanya bertekad ingin memberikan yang terbaik di setiap klub yang dibelanya, dan kali ini PSIM.
"Musim lalu sebenarnya saya dihubungi PSIM, tapi saya memilih Persiraja karena menghormati Persis yang punya rivalitas dengan PSIM. Seiring waktu berlalu, saya harus profesional. Sempat saya pikirkan bagaimana kalau tidak diambil, tapi saya bekerja di sepak bola," tegasnya.
Advertisement