Bola.com, Jakarta - PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 2020 mengadakan manager meeting untuk membahas jadwal kompetisi. Selain jadwal pertandingan, pertemuan tersebut juga membahas kemungkinan adanya bentrokan agenda lain di luar sepak bola.
Pertemuan tersebut berlangsung di Hotel Century, Jakarta, Rabu (19/2/2020) siang sampai petang. Seluruh perwakilan klub peserta Liga 1 2020 hadir untuk membahas dan menerima penjelasan seputar jadwal pertandingan.
Baca Juga
Advertisement
Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Cucu Somantri, mengaku masih ada sejumlah klub yang mengeluhkan jadwal pertandingan. Namun, hal tersebut tak bisa dipenuhi karena sudah disesuaikan dengan agenda Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) dari Kepolisian Republik Indonesia.
"Kami tadi membahas jadwal liga yang akan dioperasionalkan untuk 2020. Jauh sebelumnya sudah kami lempar ke mereka dan sudah ada feedback dari mereka tentang jadwal ini. Tadi memang ada klub yang masih meminta penyesuaian jadwal tersebut," kata Cucu Somantri kepada wartawan.
"Sudah kami akomodasikan, akan tetapi memang tidak mungkin dihadapkan dengan waktu dan agenda Kamtibmas yang memang tahun ini ada agenda Pilkada. Walaupun sudah kami tarik ke Februari dan berakhir pada Oktober, tetap cukup padat karena ada agenda-agenda yang kaitannya dengan Kamtibmas," ujar Cucu Somantri.
Seperti diketahui, pada 2020 ini sebanyak 270 daerah menggelar Pilkada serentak yang berlangsung pada 23 September 2020. PT LIB sudah mengatur sedemikian rupa jadwal Liga 1 2020 agar klub yang daerahnya menggelar Pilkada tidak bermain di kandang, sehingga tak mengganggu pertandingan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Faktor Transportasi
Cucu Somantri menyebut, sebagian besar keluhan soal jadwal dilontarkan dari klub-klub Liga 1 2020 yang berada di pelosok Indonesia. Penyebabnya adalah faktor transportasi yang mahal.
"Terutama klub-klub yang jauh secara geografis. Kalau klub yang relatif dekat tidak mengeluh jadwal. Ini karena kaitannya dengan transportasi dan akomodasi," ujar Cucu Somantri.
Advertisement