Bola.com, Surabaya - Persebaya masih dihantui hasil kurang memuaskan setelah menjalani laga perdana Shopee Liga 1 2020. Tim Bajul Ijo hanya mendapat satu poin gara-gara ditahan 1-1 oleh Persik Kediri di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (29/2/2020).
Tim asal Kota Pahlawan itu bermain sangat agresif hingga membukukan 13 peluang. Skuat Persebaya terlihat frustrasi dalam 30 menit terakhir pertandingan karena gagal membobol gawang Persik lagi, dalam kondisi skor sementara 1-1.
Advertisement
Persebaya untuk kali kedua menghadapi mimpi buruk bernama Dimas Galih. Penjaga gawang Persik itu beberapa kali mampu mengamankan gawangnya dari tembakan pemain Persebaya. Tercatat, ia berhasil menghalau lima tembakan tim tuan rumah.
Ini sudah menjadi kali kedua Dimas Galih membuat Persebaya gaga; mengamankan poin penuh di kandang sendiri. Musim lalu, kiper berusia 27 tahun itu menjadi tembok Kalteng Putra saat bertandang di tempat yang sama, 21 Mei 2019. Skor laga itu juga identik, 1-1.
Menariknya, Dimas adalah mantan pemain Persebaya sekaligus lahir dan besar di Surabaya. Dia mengaku memang sangat punya motivasi khusus untuk membuat mantan timnya kesulitan dan tidak memenangi pertandingan.
"Saya selalu punya motivasi khusus saat menghadapi Persebaya. Justru karena status saya mantan pemain Persebaya, saya ingin tampil paling maksimal. Ada niatan untuk membuktikan bahwa saya ini bisa makin lebih baik, meski bermain di klub lain," kata Dimas kepada Bola.com.
Satu gol Persebaya dicetak oleh Hansamu Yama pada menit ke-37 setelah memanfaatkan umpan Mahmoud Eid dengan sundulan. Empat menit sebelumnya, Persik unggul dulu lewat Gaspar Vega, yang mengeksekusi penalti.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kecewa perihal Kontrak
Setelah itu, beberapa kali David da Silva dan barisan penyerang Persebaya dibuat frustrasi lantaran gagal menggetarkan jala gawang Persik. Ricky Kambuaya lantas muncul dengan melepas beberapa tembakan, namun bisa dimentahkan oleh Dimas Galih.
"Saya sedikit banyak tahu beberapa kemampuan khas pemain Persebaya. Itu jadi modal saya membaca gerakan mereka. Persiapan saya sangat matang untuk mengantisipasi beberapa kemungkinan," ujar Dimas.
"Tapi, permainan pemain belakang kami juga harus diapresiasi. Teman-teman sangat membantu saya untuk membuat Persebaya kesulitan mencari celah mencetak gol. Komunikasi berjalan lancar dan berhasil membuat tim menahan imbang Persebaya," imbuhnya.
Penjaga gawang kelahiran 23 November 2017 itu mengawali karier junior di kompetisi internal Persebaya. Kemudian, Dimas juga menjadi bagian Persebaya U-21 dan berjuang membawa Persebaya promosi ke Liga 1 saat menjadi kiper utama di Liga 2 2017.
Pada akhir musim 2018, dia kecewa tidak mendapat tawaran perpanjangan kontrak dari Persebaya. Itulah mengapa, Dimas Galih merasa wajib membuktikan kualitasnya saat menghadapi klub yang sangat berjasa dalam kariernya itu.
Advertisement
Aktor Antagonis
Dimas bahkan benar-benar menjadi aktor antagonis saat bertandang ke Surabaya dengan seragam Kalteng Putra. Selain penampilan apiknya, dia dianggap kerap mengulur waktu dengan jatuh kesakitan.
Saat peluit panjang dibunyikan, Dimas menjadi pemain Kalteng Putra pertama yang bersorak kegirangan mampu mencuri poin di Kota Pahlawan. Sontak, caci maki dari suporter Persebaya, Bonek, mengarah kepada kiper dengan tinggi 184 cm itu.
Kali situasinya sudah berbeda. Dimas memilih untuk tidak banyak “berdrama” dengan seragam tim Macan Putih. Hanya sekali dia terjatuh kesakitan sesudah menangkap bola pada waktu tambahan. Bonek hanya meneriakkan boo kepadanya. Tidak ada lagi caci maki.
"Saya sangat memahami Bonek. Mereka pasti ingin Persebaya menang. Wajar saja kalau mereka meneriaki saya seperti itu. Saya sendiri sebagai pemain profesional fokus memberikan yang terbaik untuk Persik. Alhamdulillah, kami membawa pulang satu poin ke Kediri," tuturnya.