Bola.com, Jakarta - Tiga pelatih asing baru berkiprah di Shopee Liga 1 2020. Namun, polesan mereka belum terlihat istimewa.
Sergio Farias bersama Persija Jakarta, misalnya. Pelatih asal Brasil itu memang bisa membawa tim ibu kota belum terkalahkan dari dua pertandingan. Tapi, penampilan Riko Simanjuntak dan kawan-kawan tak menggigit.
Advertisement
Persija yang memiliki satu laga tunda versus Persebaya, untuk sementara menduduki peringkat ke-9 klasemen Shopee Liga 1 dengan empat poin dari hasil sekali kemenangan dan sekali imbang.
Persija meraih tiga poin saat meladeni Borneo FC 3-2 di Jakarta. Tim ibu kota bermain imbang 2-2 versus Bhayangkara FC pada partai tandang.
Pada dua laga itu, Farias menerapkan formasi 4-3-3. Komposisi lini belakang andalannya ialah Andritany Ardhiyasa sebagai kiper dengan empat bek Marco Motta, Otavio Dutra, Ryuji Utomo, dan Rezaldi Hehanussa. Lini tengah diisi Evan Dimas, Rohit Chand, dan Marc Klok. Di depan, Riko Simanjuntak dan Osvaldo Haay menjadi pelayan Marko Simic.
Pekerjaan besar Farias sejauh ini adalah memadukan trio lini tengah. Tipe permainan Evan, Rohit, dan Klok terbilang mirip, yakni cenderung bertahan. Saat melawan Bhayangkara FC, Farias merasa barisan gelandang Persija tidak efektif. Ketiganya sering bentrok posisi. Alhasil, Klok ditarik keluar digantikan Novri Setiawan.
Farias masih membutuhkan waktu untuk memaksimalkan komposisi bertabur bintang Persija di Shopee Liga 1. Apalagi ketika ia datang, skuat tim berjulukan Macan Kemayoran ini sebagian telah terbentuk.
Meski begitu, Farias diyakini mampu mengubah Persija kembali menjadi tim raksasa bermodalkan skuat yang ada. Belum lagi, rekam jejaknya sebagai pelatih elite di Asia dengan torehan berbagai penghargaan baik bersama klub dan individu.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ada Apa dengan Paul Munster?
Ketika mengambil alih tongkat kepelatihan Angel Alfredo Vera pada pertengahan musim lalu, Paul Munster bak pahlawan bagi Bhayangkara FC. Ia membawa tim berjulukan The Guardian itu mengakhiri musim di peringkat keempat setelah sempat tersok-seok di papan tengah.
Mengarungi Shopee Liga 1, Munster punya skuat bertabur bintang. Formasi 4-3-3 menjadi andalan. Awan Setho yang berdiri di bawah mistar dibentengi I Putu Gede Juni Antara, Lee Won-jae, Achmad Jufriyanto, dan Ruben Sanadi. Sementara itu, Herve Guy dan T.M. Ichsan berdiri sebagai double pivot melapis Adam Alis, Renan Silva, dan Saddil Ramdani dengan Ezechiel N’Douassel sebagai penyerang tunggal.
Serupa dengan Persija, materi mewah milik Bhayangkara FC juga belum padu. The Guardian mencatatkan hattrick hasil imbang melawan Persiraja Banda Aceh 0-0, Persik Kediri 1-1, dan Persija 2-2.
Dengan tiga poin dari tiga laga, Bhayangkara FC hanya bercokol di posisi ke-11. Masa depan Munster terancam jika catatan The Guardian tak kunjung membaik.
Faktor pengalaman diprediksi menjadi satu di antara penyebab Munster belum optimal dalam penguasaan taktik dan strateginya di Bhayangkara FC. Sebelum menangani The Guardian, pelatih berusia 38 tahun dari Irlandia Utara itu berperan sebagai pelatih Timnas Vanuatu.
Advertisement
Bojan Hodak Paling Menjanjikan
Dari deretan pelatih asing baru di Shopee Liga 1, Bojan Hodak paling menjanjikan. Ia membawa PSM Makassar ke peringkat keenam dengan lima poin dari tiga laga.
PSM juga belum terkalahkan dari tiga laga awal, yakni menang 2-1 atas PSS Sleman, imbang 1-1 menghadapi Persita Tangerang, dan seri 1-1 kala bersua Barito Putera.
Sejauh ini, Hodak masih piawai dalam meramu skuatnya yang harus bertanding di dua kancah berbeda. Selain Shopee Liga 1, PSM juga mengarungi Piala AFC 2020.
Hodak berpengalaman menukangi raksasa Liga Super Malaysia, Johor Darul Ta’zim (JDT) pada 2014-2015 sehingga kompetensinya tidak perlu diragukan lagi.
Komposisi pemain PSM yang tidak sewah musim-musim sebelumnya terpaksa membuat Hodak memutar otak. Pelatih berusia 48 tahun ini lalu mematangkan pakem 4-3-3 dengan Miswar Saputra sebagai kiper dan Hussein El Dor, Serif Hasic, Asnawi Bahar, dan Leo Guntara berada di depannya.
Hodak juga mulai memercayai dua pemain muda, Yakob Sakuri dan Ahmad Agung sebagai penopang Wiljan Pluim di lini tengah PSM. Pada barisan depan, Osas Saha dan Ezra Walian mengapit Giancarlo Rodrigues.
Dari daftar itu, lima pemain tercatat berusia di bawah 23 tahun; Miswar, Asnawi, Ahmad Agung, Yakob Sakuri, dan Ezra Walian. Bukti bahwa Hodak cukup moncer memadukan darah muda dan pemain senior.